Dasyatnya Letusan Gunung Tambora

in travel •  last year 

Gunung Tambora adalah sebuah gunung berapi kerucut aktif yang terletak di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Gunung Tambora terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Dompu yang mencakup lereng bagian barat dan selatan dan Kabupaten Bima yang mencakup lereng bagian timur dan utara. Pada awalnya, Gunung Tambora memiliki ketinggian mencapai sekitar 4.300 m yang membuat gunung Tambora menjadi salah satu puncak tertinggi di Indonesia pada waktu itu.

Gunung Tambora pernah mengalami lutusan dasyat pada tahun 1815, membuat tahun-tahun berjalan tanpa musim panas.

Ketika meletus pada tahun 1815, gunung Tambora memuntahkan sekitar 120 juta ton belerang dioksida sejauh empat kilometer ke langit.

Hal ini mendorong abu vulkanik meluncur ke bagian atmosfer sehingga terbentuk 'tudung' yang mencegah sinar matahari mencapai bumi. Selain itu, gas vulkanik seperti belerang dioksida juga memiliki efek mendinginkan, berlawanan dengan gas rumah kaca seperti karbon dioksida.

Dilansir Amusing Planet, sulfur dioksida yang dikeluarkan berubah menjadi aerosol asam sulfat halus yang dalam beberapa minggu menyelimuti sebagian besar bumi. Lapisan aerosol tersebut kemudian memantulkan radiasi dari matahari kembali ke angkasa.

selama empat bulan, di mana gunung tersebut memuntahkan lebih dari 150 kilometer kubik batu dan magma yang menghasilkan kaldera sepanjang 7 kilometer.
kaldera-gunung-tambora.jpg

Sebelum meletus, Gunung Tambora diketahui memiliki puncak setinggi 4.300 meter. Namun kemudian runtuh pasca-meletus menjadi hanya 2.850 meter.

Batu apung dan abu menghujani wilayah di sekitar Gunung Tambora selama berminggu-minggu. Bahkan abunya bisa mencapai Sumatera Selatan dan Kalimantan yang berjarak sejauh 1.300 kilometer.

Partikel abu halus tetap bertahan di atmosfer selama beberapa tahun menghasilkan matahari terbenam dan senja berwarna cerah yang terlihat sampai ke London, Inggris.

Daratan Eropa dan Amerika Utara pun mengalami musim dingin lebih panjang. Bahkan di Australia dan Afrika Selatan, salju turun di musim panas, abu vulkanik memengaruhi penurunan suhu bumi.

Akhirnya pada masa itu akibat letusan Gunung Tambora dunia mengalami 'A year without summer' atau tahun tanpa musim panas.

Akibat kondisi ini banyak tumbuhan dan hewan yang mati. Banyak petani gagal panen dan peternak merugi akibat hewan peliharaannya mati. Kelaparan pun merebak di mana-mana. Bahkan para korban yang selamat dan lolos dari keganasan letusan Gunung Tambora juga menderita luar biasa. Air yang mereka konsumsi terkontaminasi material beracun dari abu vulkanik sehingga membuat mereka terserang berbagai penyakit.

Kala itu bukan kali pertama Gunung Tambora meletus. Berdasarkan teknik penanggalan radiokarbon, Gunung Tambora sebenarnya sudah meletus tiga kali sebelum letusan tahun 1815. Tapi, tidak diketahui betul sebesar apa letusan yang dihasilkan.

Gunung Tambora tergolong gunung berapi komposit atau stratovulcano. Gunung ini merupakan gunung api aktif berbentuk kerucut yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras.

Gunung Tambora terletak di pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut, dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara).

Saat peristiwa dahsyat itu terjadi, dikabarkan sekitar 48 ribu orang tewas di Sumbawa dan 44 ribu lainnya ditemukan tewas di Lombok.

Kejadian itu juga menimbulkan efek kelaparan. Orang-orang terpaksa makan daun kering dan umbi-umbian beracun sehingga membuat puluhan ribu orang lainnya memilih mengungsi ke Jawa, Bali dan Sulawesi Selatan untuk menghindari kelaparan.
5e8fdde2dee13.jpg

Bukti Arkeologi
Pada musim panas tahun 2004, tim dari Universitas Rhode Island, Universitas North Carolina di Wilmington, dan direktorat vulkanologi Indonesia, dipimpin oleh Haraldur Sigurdsson, memulai sebuah penggalian arkeologi di gunung Tambora.[6] Setelah enam minggu, tim tersebut menggali bukti adanya kebudayaan yang hilang yang musnah karena letusan gunung Tambora. Situs tersebut terletak 25 km sebelah barat kaldera, di dalam hutan, 5 km dari pantai. Tim tersebut harus melewati endapan batu apung vulkanik dan abu dengan tebal 3 m.

Tim tersebut menggunakan radar penembus tanah untuk mencari lokasi rumah kecil yang terkubur. Mereka menggali kembali rumah dan mereka menemukan sisa dua orang dewasa, dan juga mangkuk perunggu, peralatan besi dan artifak lainnya. Desain dan dekorasi artifak memiliki kesamaan dengan artifak dari Vietnam dan Kamboja.[6] Uji coba dilakukan menggunakan teknik karbonisasi memperjelas bahwa mereka terbentuk dari pensil arang yang dibentuk oleh panas magma. Semua orang, rumah dan kebudayaan dibiarkan seperti saat mereka berada tahun 1815. Sigurdsson menyebut kebudayaan ini sebagai Pompeii dari timur.[26][27] Berdasarkan artifak yang ditemukan, yang mayoritas benda perunggu, tim menyatakan bahwa orang-orang tersebut tidak miskin. Bukti sejarah menunjukan bahwa orang di pulau Sumbawa terkenal di Hindia Timur untuk madu, kuda, kayu sepang (caesalpinia sappan), memproduksi dye merah, dan cendana yang digunakan untuk dupa dan pengobatan.[6] Daerah ini diketahui produktif dalam bidang pertanian.

Penemua arkeologi memperjelas bahwa terdapat kebudayaan yang hancur karena letusan tahun 1815. Sebutan Kerajaan Tambora yang hilang disebut oleh media.[28][29] Dengan penemuan ini, Sigurdsson bermaksud untuk kembali ke Tambora tahun 2007 untuk mencari sisa desa, dan berharap dapat menemukan istana.

Sekarang
Gunung Tambora merupakan salah satu destinasi wisata pegunungan yang wajib dikunjungi jika anda pergi ke Sumbawa. Gunung Tambora sangat unik, karena dulu Gunung Tambora merupakan gunung tertinggi di Indonesia di masa lampau.

Terdapat empat jalur pendakian, di antaranya Jalur Pancasila yang memakan waktu tiga hari dua malam.

Selanjutnya, Jalur Doro Ncanga yang membutuhkan waktu tempuh selama dua hari, Jalur Oi Marai dapat ditempuh selama dua hari, dan Jalur Piong yang memakan waktu hanya satu hari.

Anda tidak dikenakan biaya mendaki Gunung Tambora. Tiket hanya dikenakan jika ingin mendaki melalui Jalur Pancasila. Sedangkan, biaya lain yang dibutuhkan hanya ongkos untuk ojek dari basecamp menuju pos pertama



Posted from https://blurtlatam.intinte.org

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE BLURT!