Bungin Island Tourism - Wisata Pulau Bungin

in travel •  last year 

snapinstaapp.jpg

Bungin Island is located off the Bali Sea, the mainland of this island is administratively one of the villages in Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara, Indonesia.

The area of ​​this island is only 8.5 hectares, with more than 5,000 residents living here (BPS 2014). The majority of the island's inhabitants are the Bajo tribe from South Sulawesi who have inhabited Bungin since 200 years ago.

Bungin Island Village is dubbed as the most densely populated settlement in the world. Almost no empty land is found on the island. Bungin Island Village also has neither a coastline nor green land as far as the eye can see.

If you go on an excursion to this island, don't expect to find beaches or coasts with rows of coconut trees as far as the eye can see. Because, it's not the scenery that will welcome the arrival of tourists, but the houses of the people that are tightly packed together.

Upon arrival, tourists will be greeted by the feel of a densely populated village. Houses on stilts coincide with one another adorning the entire mainland of the island.

It is this population density that makes Bungin not have a coastline, because residences have been built along the coast of the island.

The condition of its inhabitants living crowded together, makes Bungin Island a unique tourist destination. If around Sumbawa tourist destinations are synonymous with blue sea and white sand, Bungin actually introduced something unusual.

Even though it doesn't have a coast, Bungin Island is famous for culinary seafood tourism with a savory-salty taste typical of Bungin Village. On this island there is also a floating restaurant that serves a lot of seafood. Tourists can choose fresh fish directly from fish breeding ponds at pocket-friendly prices.

The inhabitants of this island, the Bajo tribe, are well-known as skilled sailors, so it is not surprising that children on Bungin are adept at exploring the ocean and hunting fish in the sea. Children in Bungin Village are also used to helping their parents work by diving to find fish in the sea.

Because 80 percent of the residents are fishermen, almost every household has a private motorized boat. This vehicle is also used by residents to fish or lobster in the sea.

Previously, this island was just a white sand dune before it was filled with Bajo people. They then build houses using piles of dead sea coral as a foundation.

If you are lucky, tourists can see the process of building houses in Bungin Village, which is different from the others.

Uniquely, the houses that stand in this village do not use stone or soil as the foundation. But using dead coral reefs as the basis of the house. Residents also do not need to spend money to buy land, because they are digging their own land.

To build new houses, local residents also have to carry out reclamation due to limited land on the island. Residents just need to choose an area that is still inundated by sea water, then make a mound with the help of dead coral reefs, then mark it with a flag.

After that, residents can directly build houses on stilts on top of the coral reef mound.

However, some residents choose to live under the same roof with their extended family. So it's not strange, if one house can be filled by three to four heads of families at once.

Apart from building houses, tourists can also see the Toyah ritual. The Toyah ritual is a ceremony to introduce newborns to the maritime world. This ritual is also believed to make children on Bungin Island good at diving and hunting for marine products.

The Toyah ritual is a typical ceremony for the Bajo people. In this ritual, the baby will be held in the lap by seven women who sit on the swing.

Swing is likened to ocean waves that the child will face when he becomes a sailor. Therefore, it is not strange if most of the people of Bungin Village work as fishermen.

Apart from working as fishermen, there are also those who open cages or fish or lobster ponds to attract tourists to visit. Tourists can fish for their own seafood in the cages and then serve them in a floating restaurant owned by local residents.

After your stomach is filled, don't forget to enjoy the beautiful sunset at the Bungin Island pier. Because even without beaches and white sand, the beauty of the sunset from this island is also very beautiful.

The islanders are also famous for their hospitality in welcoming tourists. So, tourists don't need to hesitate to take the time to visit this island if they are on Sumbawa Island.

Bungin Island has two piers on the south and west, this wharf is also one of the access points to this small island.

If departing from Lombok, tourists can go to Kayangan Harbor, East Lombok to Poto Tano Harbor, Sumbawa, the journey takes about 6-8 hours to get to Bungin Island. Another access is by using an artificial road from the mainland of Sumbawa Island.

pulauterpadat090419-1.jpg

Pulau Bungin terletak di lepas Laut Bali, daratan pulau ini secara administratif merupakan salah satu desa di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.

Luas pulau ini hanya sebesar 8,5 hektare, dengan lebih dari 5.000 penduduk menetap di sini (BPS 2014). Mayoritas penghuni pulau adalah Suku Bajo dari Sulawesi Selatan yang telah menghuni Bungin sejak 200 tahun silam.

Desa Pulau Bungin dijuluki sebagai pemukiman terpadat di dunia. Hampir tidak ditemukan lahan kosong di pulau tersebut. Desa Pulau Bungin juga tidak memiliki garis pantai, maupun lahan hijau sejauh mata memandang.

Jika bertamasya ke pulau ini, jangan berharap menjumpai pantai atau pesisir dengan deretan pohon kelapa sejauh mata memandang. Sebab, bukan pemandangan itu yang akan menyambut kedatangan para turis, melainkan rumah-rumah penduduk yang saling berhimpitan.

Begitu tiba, wisatawan akan disambut oleh nuansa perkampungan padat penduduk. Rumah-rumah panggung berhimpit satu sama lain menghiasi seluruh daratan pulau.

Kepadatan penduduk itulah yang membuat Bungin tidak memiliki garis pantai, sebab sepanjang pesisir pulaunya telah dibangun tempat tinggal.

Kondisi penduduknya saling hidup berdesakan, membuat Pulau Bungin menjadi salah satu destinasi wisata yang unik. Jika di sekitar Sumbawa destinasi wisata identik dengan laut biru dan pasir putih, Bungin justru mengenalkan hal yang tidak biasa.

Meski tidak memiliki pesisir pantai, Pulau Bungin terkenal akan wisata kuliner seafood dengan rasa gurih-asin khas Desa Bungin. Di pulau ini juga tersedia resto apung yang menyajikan banyak hidangan laut. Wisatawan bisa memilih ikan segar langsung dari kolam penangkaran ikan dengan harga ramah di kantong.

Penduduk pulau ini yakni suku Bajo sudah terkenal sebagai pelaut ulung, sehingga tidak heran jika anak-anak di Bungin mahir menjelajah lautan dan berburu ikan di laut. Anak-anak di Desa Bungin juga terbiasa membantu orang tuanya bekerja dengan menyelam untuk mencari ikan di laut.

Karena 80 persen warganya menjadi nelayan, hampir setiap rumah memiliki perahu motor pribadi. Kendaraan ini jugalah yang digunakan warga untuk memancing ikan atau lobster di laut.

Dulunya, pulau ini hanya merupakan gundukan pasir putih sebelum diisi oleh orang-orang suku Bajo. Mereka kemudian membangun rumah-rumah dengan menggunakan tumpukan karang laut mati sebagai pondasi.

Jika beruntung, wisatawan bisa melihat proses pembangunan rumah di Desa Bungin yang beda dari yang lain.

Uniknya, rumah yang berdiri di desa ini tidak menggunakan batu atau tanah sebagai dasar pondasinya. Melainkan menggunakan terumbu karang yang sudah mati sebagai dasar rumah. Warga juga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli tanah, sebab mereka menguruk tanahnya sendiri.

Untuk membangun rumah baru, warga setempat juga harus melakukan reklamasi karena keterbatasan lahan di pulau tersebut. Warga tinggal memilih area yang masih tergenang air laut, kemudian membuat gundukan tanah dengan bantuan terumbu karang yang mati, lalu ditandai dengan bendera.

Setelahnya, warga bisa langsung membangun rumah panggung di atas gundukan terumbu karang tersebut.

Namun beberapa warga memilih untuk hidup satu atap dengan keluarga besar. Sehingga tidak aneh, jika satu rumah bisa diisi oleh tiga hingga empat kepala keluarga sekaligus.
Lihat juga:Pantai Jelenga, Surga Selancar di Sumbawa Barat

Selain pembangunan rumah, wisatawan juga bisa melihat ritual Toyah. Ritual Toyah merupakan upacara memperkenalkan bayi baru lahir pada dunia bahari. Ritual ini juga yang dipercaya membuat anak-anak di Pulau Bungin pandai menyelam dan berburu hasil laut.

Ritual Toyah merupakan upacara khas masyarakat Suku Bajo. Dalam ritual ini, bayi akan dipangku oleh tujuh orang perempuan secara bergantian yang duduk di atas ayunan.

Ayunan diibaratkan seperti gelombang lautan yang akan dihadapi sang anak besar nanti ketika menjadi pelaut. Maka itu, bukan hal aneh jika sebagian besar masyarakat Desa Bungin bekerja sebagai nelayan.

Selain berprofesi sebagai nelayan, ada juga yang membuka keramba atau kolam ikan atau lobster untuk menarik wisatawan datang berkunjung. Wisatawan bisa memancing sendiri hasil laut di keramba tersebut untuk kemudian dihidangkan di resto apung milik warga setempat.

Setelah perut terisi, jangan lupa untuk menikmati keindahan sunset di dermaga Pulau Bungin. Karena meskipun tanpa pesisir pantai dan hamparan pasir putih, keindahan matahari terbenam dari pulau ini juga sangat indah.

Penduduk pulau juga terkenal dengan keramahannya menyambut wisatawan. Sehingga, wisatawan tidak perlu ragu untuk menyempatkan diri mengunjungi pulau ini jika berada di Pulau Sumbawa.

Pulau Bungin memiliki dua dermaga di bagian selatan dan baratnya, dermaga ini juga yang menjadi salah satu akses menuju pulau kecil ini.

Jika berangkat dari Lombok, turis bisa pergi ke Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur ke Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa, perjalanan membutuhkan waktu sekitar 6-8 jam untuk sampai ke Pulau Bungin. Akses lainnya dengan menggunakan jalan buatan dari daratan Pulau Sumbawa.



Posted from https://blurtlatam.intinte.org

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE BLURT!
Sort Order:  

Congratulations, your post has been curated by @r2cornell-curate. Also, find us on Discord

Manually curated by @abiga554

logo3 Discord.png

Felicitaciones, su publication ha sido votado por @r2cornell-curate. También, encuéntranos en Discord