Foto: Het Leven
Pada tahun 1927 Kesultanan Langkat mengadakan hajatan besar untuk melantik Sultan Mahmud Abdul Aziz Rahmad Syah sebagai penguasa baru. Kesultanan Langkat merupakan salah satu kekuatan politik Melayu di Sumatera dan termasuk golongan yang makmur.
Kemakmuran Kesultanan Langkat berasal dari sumur minyak di kawasan Pangkalan Brandan serta perkebunan tembakau dan kelapa sawit. Melimpahnya kekayaan alam membuat kesultanan kecil itu makmur. Bahkan dalam pelantikannya, Sultan Mahmud Abdul Aziz Rahmad Shah menggunakan Rolls Royce produksi terbatas saat menyambut kedatangan Gubernur Pantai Timur Sumatera.
Foto: Het Leven
Berbagai royalti dan pajak perusahaan minyak dan perkebunan yang beroperasi di Kesultanan Langkat membuat kesultanan ini sangat makmur. Berbagai bangunan seperti istana dan masjid megah dibangun oleh sultan dan masih bisa digunakan hingga saat ini.
Namun, sejarah Kesultanan Langkat berakhir tragis ketika meletus Revolusi Sosial Sumatera Timur yang menyapu bersih seluruh kesultanan Melayu di Sumatera.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Kesultanan Langkat yang awalnya sangat bersahabat dengan Belanda memutuskan untuk bergabung dengan Republik Indonesia. Namun, kelompok sosialis tidak menerima hal ini dan menganggap kesultanan sebagai kekuatan feodal yang turut melanggengkan kolonialisme Belanda. Akhirnya pada tahun 1946 terjadi revolusi yang dimotori oleh kelompok sosialis yang membantai seluruh keluarga kerajaan dari berbagai kesultanan Melayu di Sumatera.
Keluarga Sultan Mahmud Abdul Aziz Rahmad Syah termasuk yang tewas dalam peristiwa ini, bahkan kedua putrinya diperkosa oleh para penyerang. Sultan sendiri tidak dibunuh, tetapi dibuang ke tempat yang jauh. Kesultanan Langkat yang kaya berakhir tragis.