Kampanye Merebut Irian Barat, 1957

in sejarah •  3 years ago 

SFA001012676.jpg
Foto: Spaarnestad

Berdasarkan Konferensi Meja Bundar, 1949, dalam salah satu klausul disebutkan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan Irian Barat akan diurus di kemudian hari. Belanda rela meninggalkan wilayah Indonesia, tetapi tidak dari Irian Barat. Alasannya karena Belanda menganggap bahwa masyarakat Irian Barat terpisah dari masyarakat Indonesia pada umumnya. Suku Irian Barat adalah ras Melanesia dengan kulit hitam dan rambut keriting, berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia.

Namun, Presiden Soekarno tidak setuju dengan anggapan tersebut, menurutnya seluruh bekas wilayah Hindia Belanda adalah wilayah Indonesia. Soekarno kemudian mengobarkan semangat merebut kembali Irian Barat dari Belanda. Soekarno bahkan mengusir Belanda di Indonesia, dan mengambil alih perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia.

Retorika politik Soekarno kemudian berubah menjadi kampanye militer untuk merebut Irian Barat pada 1960-an. PBB akhirnya turun tangan untuk menengahi konflik antara Indonesia dan Belanda. Disepakati bahwa referendum akan diadakan dalam beberapa tahun ke depan, rakyat Irian Barat dibiarkan menentukan nasibnya sendiri. Referendum itu sendiri terjadi setelah Soekarno lengser dan digantikan oleh Suharto. Dengan tekanan dan manipulasi oleh militer Indonesia, hasil referendum akhirnya memutuskan bahwa Irian Barat akan bergabung dengan Indonesia.

Foto di atas menunjukkan kantor sebuah surat kabar, Harian Bintang Timur, dengan coretan bertuliskan "Rebut Irian Barat!!!" pada tanggal 4 November 1957. Setelah bergabung dengan Indonesia, Irian Barat diberi nama Irian Jaya, menjadi salah satu provinsi di Indonesia. Puluhan tahun kemudian, pemerintah Indonesia mengubah namanya kembali menjadi Papua, sesuai dengan nama yang diinginkan penduduk setempat.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE BLURT!