Fotografer dan Juru Kamera di Indonesia, 1945-1949

in sejarah •  3 years ago 

SFA008003586.jpg
Photo: Jan Stevens/Spaarnestad

Selama pendudukan militer Jepang di Indonesia, 1942-1945, dunia pers dan penyiaran dihentikan. Hanya pers yang memuat propaganda dari pemerintah pendudukan Jepang yang boleh beredar.

Hal ini tidak mengherankan mengingat Jepang menggunakan kekuatan propaganda untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia untuk membantu Jepang melawan Sekutu dalam Perang Pasifik. Pemerintah pendudukan Jepang terkenal dengan propaganda 3A yang menyebutkan bahwa Nippon adalah juru selamat bangsa-bangsa Asia yang terjajah oleh kolonialisme Eropa. Propaganda ini cukup berhasil memobilisasi dukungan rakyat terhadap kampanye militer Jepang.

Setelah Jepang kalah perang, Sekutu masuk ke Indonesia untuk melucuti senjata tentara Jepang dan menegakkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia. Bersama mereka ada wartawan yang bekerja di berbagai kantor berita asing. Wartawan ini biasanya dekat dengan militer Belanda karena situasi yang tidak aman.

Rakyat Indonesia saat itu menyatakan menolak kembalinya Belanda dan memilih merdeka. Perjuangan sengit berlangsung selama kurang lebih empat tahun. Dalam kondisi perang inilah para jurnalis bekerja untuk melaporkan kondisi di Indonesia kepada dunia.

Foto di atas menunjukkan para jurnalis yang bekerja di Indonesia pada tahun 1945-1949, sepertinya mereka adalah para fotografer dan juru kamera yang bekerja pada berbagai kantor berita asing.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE BLURT!