Anak-anak Indonesia dibawah Militerisme Jepang, 1943

in sejarah •  3 years ago 

SFA002022140.jpg
Foto: ELSEVU

Api Perang Dunia II menyebar ke Asia-Pasifik yang ditandai dengan pengeboman pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbor oleh pasukan Jepang. Amerika Serikat kemudian menanggapi serangan mendadak tersebut dengan menyatakan diri bergabung dengan Sekutu dan melawan kubu Poros yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang.

Di Eropa panggung perang besar diisi oleh Jerman dan Italia, sedangkan di Asia panggung perang diisi oleh Jepang. Dengan serangan kilat, militer Jepang menyapu seluruh Asia dan mengamankan sumber daya alam yang strategis untuk keperluan perang.

Langkah besar Jepang di Asia berarti meresahkan negara-negara Eropa yang memiliki koloni di Asia, termasuk Belanda, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Dalam waktu kurang dari sebulan, Hindia Belanda telah jatuh ke tangan Jepang. Gubernur Jenderal Hindia Belanda ditangkap dan diasingkan ke Manchuria untuk menjalani kerja paksa.

Kehebatan militer Jepang atas orang Eropa membangkitkan kebanggaan di antara orang Asia yang dengan cepat terombang-ambing oleh propaganda Jepang bahwa mereka datang untuk membebaskan Asia dari kolonialisme Eropa. Propaganda ini dibutuhkan oleh Jepang untuk memobilisasi kekuatan rakyat untuk kepentingan memenangkan perang.

Foto di atas menunjukkan bagaimana anak-anak Indonesia dilatih berbaris sambil membawa senjata mainan kayu, tahun 1943. Propaganda Jepang saat itu adalah bahwa rakyat Indonesia harus membantu Jepang mempertahankan negaranya dari serangan Sekutu. Undangan tersebut awalnya ditanggapi banyak orang, hingga ketika kekejaman militer Jepang memuncak ketika semakin ditekannya perang memicu antipati dari masyarakat.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE BLURT!