Sebuah pertanyaan yang akan membuat kamu sadar. Politisi adalah para tokoh yang bekerja untuk kepentingan mereka. Ada udang di balik batu. Mereka menginginkan suara masa hanya untuk meraih tujuan mereka dengan janji-janji manis. Setelah itu, apa yang dijanjikan tinggal hanyalah sesuatu yang kosong. Mereka tidak memperjuangkan hak rakyat tapi memperjuangkan kelompok elit. Mereka mengatas namakan rakyat untuk tujuan pribadi mereka.
Anggota representative ternyata hanya sebagai alat untuk membuat kebijakan yang memperpanjang kekuasaan. Dengan kekuasaan mereka akan mudah mendapatkan uang. Untuk setiap kebijakan dan proposal , maka tanda tangan akan berada di meja mereka. Senjata pulpen bisa jadi ratusan juta atau milliaran rupiah hanya untuk menyetujui sebuah proposal.
Legislatif dan executive yang sama-sama bermental penjajah hanya akan memperburuk kondisi ekonomi dengan kebijakan yang pro kepada konglomerat. Sementara Judikatif hanya sebagai tukang stempel untuk memperpanjang kebijakan yang tidak pro kepada rakyat.
Trias politika menjadi sebuah kongsi atau perserikatan kebijakan lingkaran setan. Sesama mereka saling memberikan keuntungan. Itulah sebuah kenyataan politik. Tetapi rakyat memang bodoh dan dibodohkan oleh media. Media sebagai pengontrol demokrasi hanya menjadi corong penguasa dengan narasi-narasi bodoh.... sungguh sisakan ruang ketidakpercayaan kepada politisi.
A question that will make you realize. Politicians are figures who work for their interests. There's a shrimp behind a rock. They want the voice of the masses just to achieve their goals with sweet promises. After that, what was promised to stay was just something empty. They do not fight for people's rights but fight for elite groups. They act on behalf of the people for their personal purposes.
Representative members turned out to be only as a tool for making policies that extend power. With their power it will be easy to get money. For each policy and proposal, the signature will be on their desk. The pen weapon could be hundreds of millions or billions of rupiah just to approve a proposal.
Legislatures and executives with the same colonial mentality will only worsen economic conditions with policies that are pro-conglomerate. While the Judiciary only acts as a stamp to extend policies that are not pro to the people.
Trias politica became a partnership or association of vicious circle policies. They mutually benefit each other. That is a political reality. But people are stupid and fooled by the media. The media as a controller of democracy only becomes the mouthpiece of the rulers with stupid narratives.... really leaves room for distrust of politicians.