Jika Saat Tiba

Sebuah pepatah atau wejangan dari Ayah saya Al marhum "Semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menerima amal kebaikanya dan menempatkanya di Surganya". Amin.

Saya ingat sekali ketika itu saya berbicara dengan ayah saya. Saya mengeluhkan keadaan saya , dan pekerjaan saya. Dengan ringan ayah saya mengatakan "belum waktunya".

Sebuah jawaban singkat dan mendalam. Saya mencoba merenungi dari jawaban singkat ayah saya. Apa yang dikatanya adalah benar berdasarkan pengalaman hidup yang telah dijalaninya. Sebesar apapun keinginan dan sehebat apapun kemampuan kita, kita tak akan pernah sampai atau meraih sesuatu yang kita inginkan jika belum sampai pada waktunya.

Apa yang saya keluhkan dan apa yang saya inginkan, terbukti beberapa tahun kemudian. Saya meraih keinginan saya yang saya utarakan kepada ayah saya. Saya juga tak menyangka dan tak terlalu memikirkan harapan dan impian itu. Dan setelah tiba waktunya, semua tercapai dengan begitu saja tanpa harus mengalami kepayahan yang sangat.

Dari kata bijak ayah saya itu, saya terus belajar agar bersabar untuk mencapai sebuah keinginan. Karena semua belum waktunya untuk tercapai. Hal yang paling penting adalah saya tetap pada tujuan itu agar sampai. Kapan? Itulah yang harus saya perjuangkan saat ini.

Jika sampai pada waktunya maka semua akan terjadi. Seperti kita menunggu senja. Jika belum waktunya senja tak akan datang. Tanpa ditunggu pun , senja datang juga karena telah sampai pada waktunya. Hal yang membuat kadang kita putus asa adalah kita tak tahu kapan waktu itu tiba. Namun, ucapan "belum waktunya" dari ayah saya adalah sebuah bentuk dari sebuah kesabaran seorang yang sudah matang dalam pahit dan manisnya kehidupan.