Hilang sudah harapan bangsa

in kriminalitas •  3 years ago 

1843322DSC-7483780x390.jpeg

source

In the past week, two criminal cases in Jabodetabek were fronted by teenagers. The first is the case of a police officer's beheading in Bekasi and the second is the case of a mobile phone thief in Warakas, North Jakarta, where he slashed the victim's finger.

Responding to the rise of teenagers who are perpetrators of crime, a Penitentiary Science Polytechnic teacher (Poltekip) and child observer Imaduddin Hamzah said this was due to a number of factors.

First, said Imaduddin, the age aspect is one of the determining factors. Teenagers at their age are individuals who are experiencing psychological upheaval towards adulthood and the formation of self-identity.

This makes them sometimes desperate to do things that violate social norms and laws.

The ability to control emotions is not yet stable, strong impulses and considerations of rational and moral actions are still limited," said Imaduddin, when contacted

Second, the environmental aspect in which the teenager lives also influences. If adolescents grow up in families and communities that are familiar with violence, social conflict, and crime, they will form a similar adolescent personality,

This is exacerbated by the lack of positive activity options that the teenager has.

"This contributes to them using violence as the usual or easiest thing as a solution and a way to achieve their desires," continued Imaduddin.

Third, social control factors from parents and society also influence. The low social control from parents and society makes teenagers more daring to do things that violate legal norms.

Dalam sepekan terakhir, dua kasus kriminal di Jabodetabek digawangi oleh para remaja. Pertama, kasus pembegalan seorang polisi di Bekasi dan kedua adalah kasus pencuri ponsel di Warakas, Jakarta Utara, hingga membacok jari korban.

Menyikapi maraknya remaja yang menjadi pelaku kriminalitas, Pengajar Politeknik llmu Pemasyarakatan (Poltekip) dan pemerhati anak Imaduddin Hamzah mengatakan hal tersebut terjadi lantaran sejumlah faktor.

Pertama, kata Imaduddin, aspek usia menjadi salah satu faktor yang menentukan. Para remaja di usia mereka merupakan individu yang sedang mengalami pergolakan psikologis menuju kedewasaan dan pembentukan identitas diri.

Hal itu membuat mereka terkadang nekat melakukan hal-hal yang melanggar norma sosial dan hukum.

Kemampuan kontrol emosi belum stabil, impuls yang kuat dan pertimbangan tindakan rasional dan moral masih terbatas," kata Imaduddin, saat dihubungi

Kedua, aspek lingkungan di mana remaja tersebut tinggal juga turut mempengaruhi. Jika remaja tumbuh dalam keluarga dan komunitas yang familiar dengan kekerasan, konflik sosial, dan kriminalitas, maka akan membentuk kepribadian remaja yang serupa,

Hal tersebut diperparah dengan minimnya pilihan kegiatan positif yang dimiliki remaja tersebut.

"Ini ikut berkontribusi bagi mereka menggunakan kekerasan sebagai hal yang biasa atau paling mudah sebagai solusi dan cara mencapai keinginan," lanjut Imaduddin.

Ketiga, faktor kontrol sosial dari orang tua dan masyarakat juga turut mempengaruhi. Rendahnya kontrol sosial dari orang tua dan masyarakat membuat para remaja lebih berani melakukan hal-hal yang melanggar norma hukum.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE BLURT!