Koes Plus 81 Album Pop Keroncong "Kr. Pantun"

in koesplus •  2 years ago 

Grup Band Koes Plus didirikan oleh Koestono Koeswoyo pada tahun 1969 dengan anggota yang terdiri dari Koestono Koeswoyo (Tonny), Koesyono Koeswoyo (Yon), Koesroyo Koeswoyo (Yok) dan Kasmuri (Murry). Band ini merupakan jelmaan dari grup musik sebelumnya yaitu Koes Bersaudara yang bubar karena salah satu anggotanya yaitu Koesnomo Koeswoyo (Nomo) mengundurkan diri. Dengan bergabungnya Murry dalam grup band ini, namanya berubah dari Koes Bersaudara yang sebelumnya beranggotakan saudara semuanya menjadi Koes Plus (Koes + Murry). Koes Plus merilis album pertamanya pada tahun 1969 dengan label Volume 1 dan berlanjut hingga Volume 14. Selain album dengan label Volume 1 hingga Volume 14, Koes Plus juga memproduksi album-album lainnya seperti Pop Keroncong, Pop Jawa, Pop Melayu dan lain-lain. Koes Plus merupakan grup band legendaris Indonesia yang lagu-lagunya sampai sekarang masih digemari oleh banyak orang dan ada cukup banyak grup band di tanah air yang melestarikan lagu-lagu Koes Plus. Koes Plus 81 Album Pop Keroncong diedarkan pada tahun 1982.

1905410492.webp

Kr. PANTUN
Bunga melati sayang harum baunya
Penghias sanggul sayang gadis yang manja
Didalam hati tuan banyak maunya
Pikir yang betul tuan untung ruginya

Berlari-lari sayang di waktu hujan
Pohon yang rindang sayang tempat naungan
Berhati-hati tuan ambil putusan
Bermain parang tuan mengundang lawan

Bunga teratai sayang tumbuh di ladang
Bunga pujaan sayang semua orang
Bolehlah santai tuan di waktu luang
Jangan biarkan tuan habis terbuang

Si matahari syang bersinar terang
Bulan purnama sayang ditinggal jangan
Obat dicari tuan semua orang
Jiwa yang tenang tuan hidupnya senang

Dengerin lagunya disini ya teman

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Wassalam,
#bennywb56

46.jpg

Hailing from the Bojonegoro,Tuban area in East Java, the band started out as Koes Bersaudara (Koes Brothers), initially consisting of all five Koeswoyo brothers: John Koeswoyo, Yok Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Nomo Koeswoyo and Tonny Koeswoyo. Its antics of pioneering Beatles-influenced rock and roll subculture in Indonesia proved to be controversial. Such subcultures had been banned by President Sukarno in the early 1960s, and in 1965 the brothers were arrested by the Highest Operation Commando (KOTI) for performing covers of Beatles songs. They were eventually released just the day preceding the nation's coup d'état, on 29 September. This experience resulted in their song "Di Dalam Bui" (In Prison).

When drummer Nomo quit in 1969, Murry was invited to fill the niche, but the decision caused an internal uproar as the band was initially projected as a family act. The feud was resolved by rebaptizing the band as Koes Plus. It consisted of the Koeswoyos plus an outsider; hence the name. Music historians have hypothesized that it was Murry's heavy drumming which led to the band incorporating rock tunes within their generally ballad-heavy albums.

Koes Plus in early days were rugged, as record companies insisted on rejecting them. Murry became frustrated at some point and temporarily quit the band, distributing their records freely as well as joining several other acts. Not until their songs were played on the state radio network did they gain considerable fame.

Koes Plus never owned any legal rights pertaining to their works; they received only flat payment of approximately 3 million rupiahs for each album they recorded. While this meant that their record label was willing to produce a huge number of albums by Koes Plus due to the small investment involved, it also meant that the band never enjoyed any form of royalties whenever their works are being reproduced. As such, they rely upon their continuing live performances for their income.

Koes Plus' musical colors were influenced by western music groups popular in the 1960s & 1970s, but the originality of his work remains visible. Koes Plus dared to experiment with a wide range of musical genres, which is evident in the various albums it released. This reflected the competing genres of Indonesian music in the 1970s. Apart from playing pop (with a touch of rock & roll) as their main expression, they also released albums in dangdut/melayu, keroncong pop, Javanese (with a touch of Javanese lelagon & langgam or melayu music) and foreign (English & French), children's pop, & folk pop.

Their songs are also performed by other musicians, either in collaboration or independently with new arrangements. To give some examples: Ernie Djohan & Arie Koesmiran have released an album in collaboration with Koes Plus; vocal group Lex's Trio & composer Erwin Gutawa made an album specifically re-singing Koes Plus songs. The song Cintamu T'lah Berlalu was re-sung by Chrisye, as well as Manis & Sayang performed by Katara Singers & Kahitna. In addition to national-level musicians, there are also many bands that specialize in playing Koes Plus songs at various stage performances; they call themselves "preservationists" (tribute bands). In addition, a number of radio stations also have program slots that specifically play songs by Koes Plus and related groups (spin offs), such as Koes Bersaudara & Murry's Group. In addition, Wawan Bakwan (former Teamlo vocalist) also founded a music group that parodies Koes Plus & Koes Bersaudara under the name Plus Plus & is often active in various on-air and off-air events.

Biography
Koes Plus, formerly Koes Bersaudara, is an Indonesian musical group that enjoyed success in the 1960s and 1970s. Known as one of Indonesia's classic musical acts, the band peaked in popularity in the days far before the advent of private television companies, delivering stripped-down pop songs at the then-only TV station, TVRI.

The band still performs live, the enthusiastic spirit of these legendary songwriters and musicians belying their age. Oldies but goldies such as Cintamu Telah Berlalu, Mobil Tua, Angin Laut, Diana, Maria, and Kapan-kapan have lost nothing of their freshness and appeal; the audience, currently consisting of three generations of Koes Plus fans, tends to know all the lyrics by heart. Their only English song, 'Why Do You Love Me' was a number one hit in Australia

In 2007, Rolling Stone Indonesia magazine placed 6 of the band's studio albums on their "150 Greatest Indonesian Albums of All Time" list.
hose are Dheg Dheg Plas (1969) at #4, To The So Called The Guilties (1967) at #6, Koes Bersaudara (1964) at #14, Koes Plus Volume 2 (1970) at #21, Koes Plus Volume 4 (1971) at #30 and Koes Plus Volume 5 (1971) at #38.

In addition, Rolling Stone also put 10 of the band's songs on the "150 Greatest Indonesian Songs of All Time" list. The songs are "Bis Sekolah" (1964) at #4, "Kembali Ke Jakarta" (1969) at #6, "Nusantara I" (1971) at #19, "Kolam Susu" (1973) at #31, "Bunga Di Tepi Jalan" (1971) at #80, "Kelelawar" (1969) at #83, "Manis dan Sayang" (1969) at #88, "Pelangi" (1972) at #92, "Jemu" (1975) at #100 and "Di Dalam Bui" (1967) at #126.

40.jpg

Berasal dari Bojonegoro, Tuban, Jawa Timur, band ini awalnya bernama Koes Bersaudara, yang terdiri dari lima bersaudara Koeswoyo: John Koeswoyo, Yok Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Nomo Koeswoyo dan Tonny Koeswoyo. Kejenakaannya dalam memelopori subkultur rock and roll yang dipengaruhi The Beatles di Indonesia terbukti kontroversial. Subkultur semacam itu telah dilarang oleh Presiden Sukarno pada awal 1960-an, dan pada tahun 1965 kakak beradik ini ditangkap oleh Komando Operasi Tertinggi (KOTI) karena melakukan cover lagu-lagu Beatles. Mereka akhirnya dibebaskan tepat sehari sebelum kudeta nasional, pada tanggal 29 September. Pengalaman ini menghasilkan lagu mereka yang berjudul "Di Dalam Bui".

Ketika drummer Nomo berhenti pada tahun 1969, Murry diundang untuk mengisi ceruk tersebut, tetapi keputusan itu menyebabkan keributan internal karena band ini awalnya diproyeksikan sebagai aksi keluarga. Perseteruan itu diselesaikan dengan membaptis ulang band sebagai Koes Plus. Band ini terdiri dari Koeswoyos ditambah orang luar; maka nama itu disebut Koes Plus. Sejarawan musik berhipotesis bahwa itu adalah permainan drum Murry yang berat yang menyebabkan band ini memasukkan lagu-lagu rock dalam album mereka yang umumnya ballad-berat.

Koes Plus pada masa-masa awal sangat sulit, karena perusahaan rekaman bersikeras menolaknya. Murry menjadi frustrasi di beberapa titik dan untuk sementara waktu keluar dari band, mendistribusikan rekaman mereka secara bebas serta bergabung dengan beberapa aksi lainnya. Baru setelah lagu-lagu mereka diputar di jaringan radio pemerintah, mereka mendapatkan ketenaran yang cukup besar.

Koes Plus tidak pernah memiliki hak legal apa pun yang berkaitan dengan karya-karya mereka; mereka hanya menerima pembayaran tetap sekitar 3 juta rupiah untuk setiap album yang mereka rekam. Meskipun hal ini berarti bahwa label rekaman mereka bersedia untuk memproduksi sejumlah besar album oleh Koes Plus karena kecilnya investasi yang terlibat, hal ini juga berarti bahwa band ini tidak pernah menikmati royalti dalam bentuk apa pun setiap kali karya mereka direproduksi. Dengan demikian, mereka mengandalkan pertunjukan live yang berkelanjutan untuk pendapatan mereka.

Warna musik Koes Plus terpengaruh kelompok-kelompok musik barat yang populer pada tahun 1960- & 1970-an, tetapi originalitas karyanya tetap terlihat. Koes Plus berani bereksperimen dengan genre musik yang luas, yang tampak pada berbagai album yang dirilisnya. Ini merefleksikan persaingan berbagai aliran musik Indonesia di masa 1970-an. Selain bermain pada aliran pop (dengan sentuhan rock & roll) sebagai ekspresi utama, mereka juga mengeluarkan album bergenre dangdut/melayu, pop keroncong, pop berbahasa Jawa (dengan sentuhan lelagon & langgam Jawa maupun musik melayu) mau pun asing (bahasa Inggris & Prancis), pop anak-anak, & juga pop folk.

Lagu-lagu karya mereka juga dibawakan oleh pemusik lain, baik dalam kolaborasi maupun mandiri dengan garapan aransemen baru. Untuk memberikan beberapa contoh: Ernie Djohan & Arie Koesmiran pernah mengeluarkan album berkolaborasi dengan Koes Plus; kelompok vokal Lex's Trio & komposer Erwin Gutawa membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus. Lagu Cintamu T'lah Berlalu dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis & Sayang yang dibawakan oleh Katara Singers & Kahitna. Selain pemusik tingkat nasional, berbagai grup band juga banyak yang mengkhususkan diri memainkan lagu-lagu karya Koes Plus pada berbagai pertunjukan panggung; mereka menyebut dirinya "pelestari" (tribute band). Selain itu, sejumlah stasiun radio juga memiliki slot acara yang khusus memainkan lagu-lagu karya Koes Plus maupun grup yang terkait (spin off). seperti Koes Bersaudara & Murry's Group. Selain itu, Wawan Bakwan (mantan vokalis Teamlo) juga mendirikan grup musik yang memparodikan Koes Plus & Koes Bersaudara dengan nama Plus Plus & sering aktif di berbagai event on-air maupun off-air.

41.jpg

Diskografi

1969

  1. Dheg Dheg Plas (Melody. LP-23)

1970

  1. Natal bersama Koes Plus (EP) (Mesra. EP-97)
  2. Koes Plus Volume 2 (Mesra. LP-44)

1971

  1. Koes Plus Volume 3 (Mesra. LP-48)

1972

  1. Koes Plus Volume 4 Bunga Di Tepi Jalan (Mesra. LP-50)
  2. Koes Plus Volume 5 (Mesra. LP-51)

1973

  1. Koes Plus Volume 6 (Mesra. LP-60)
  2. Koes Plus Volume 7 (Mesra. LP-65)
  3. Koes Plus Volume 8 (Remaco. RLL-187)
  4. Koes Plus Volume 9 (Remaco. RLL-208)
  5. Christmas Songs (Remaco. RLL-210)

1974

  1. Koes Plus Volume 10 (Remaco. RLL-209)
  2. Koes Plus Volume 11 (Remaco. RLL-301)
  3. Koes Plus Volume 12 (Remaco. RLL-302)
  4. Koes Plus Qasidah Volume 1 (Remaco. RLL-341)
  5. Natal bersama Koes Plus (LP) (Remaco. RLL-342)
  6. Koes Plus The Best Of Koes
  7. Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 1 (Remaco. RLL-306)
  8. Koes Plus Another Song For You (Remaco. RLL-348)
  9. Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Remaco. RLL-314)
  10. Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Remaco. RLL-347)
  11. Koes Plus Pop Jawa Volume 1 (Remaco. RLL-248)
  12. Koes Plus Pop Jawa Volume 2 (Remaco. RLL-311)
  13. Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Remaco. RLL-299)
  14. Koes Plus Pop Keroncong Volume 2 (Remaco. RLL-300)
  15. Koes Plus Volume 8 (Instrumental)
  16. Koes Plus Volume 9 (Instrumental)
  17. Koes Plus Volume 10 (Instrumental)
  18. Koes Plus Volume 11 (Instrumental)
  19. Koes Plus The Best Of Koes (Instrumental)
  20. Koes Plus Pop Jawa Vol 1 (Instrumental)
  21. Koes Plus Pop Jawa Vol 2 (Instrumental)
  22. Koes Plus Pop Melayu Volume 1 (Instrumental)
  23. Koes Plus Pop Keroncong Volume 1 (Intrumental)

1975

  1. Koes Plus Volume 13 (Remaco. RLL-303)
  2. Koes Plus Volume 14 (Remaco. RLL-631)
  3. Koes Plus Selalu Dihatiku (Remaco. RLL-468)
  4. Koes Plus Pop Anak-Anak Volume 2 (Remaco. RLL-448)
  5. Koes Plus Pop Melayu Volume 3 (Remaco. RLL-390)
  6. Koes Plus Pop Jawa Volume 3
  7. Koes Plus Pop Melayu Volume 2 (Instrumental)

1976

  1. Koes Plus In Concert (Remaco. RLL-635)
  2. Koes Plus History Of Koes Brothers (Remaco. RLL-715)
  3. Koes Plus In Hard Beat Volume 1 (Remaco. RLL-717)
  4. Koes Plus In Hard Beat Volume 2 (Remaco. RLL-768)
  5. Koes Plus In Folk Song Volume 1 (Remaco. RLL-)
  6. Koes Plus Pop Melayu Volume 4 (Remaco. RLL-730)
  7. Koes Plus Pop Keroncong Volume 3 (Remaco. RLL-388)
  8. Koes Plus Pop Jawa Irama Melayu (Remaco. RLL-633)
  9. Koes Plus Volume 12 (Instrumental)

1977

  1. Koes Plus Pop Jawa Volume 4

1978

  1. Koes Plus 78 Bersama Lagi (Purnama. PLL-2061)
  2. Koes Plus 78 Melati Biru (Purnama. PLL-2077)
  3. Koes Plus 78 Pop Melayu Cubit-Cubitan (Purnama. PLL-3055)

1979

  1. Koes Plus 79 Melepas Kerinduan (Purnama. PLL-323)
  2. Koes Plus 79 Berjumpa Lagi (Purnama. PLL-3040)
  3. Koes Plus 79 Aku Dan Kekasihku (Purnama. PLL-4022)
  4. Koes Plus 79 Pop Melayu Angin Bertiup (Purnama. PLL-4009)

1980

  1. Koes Plus 80 Jeritan Hati (Remaco. PLL-4044)

1981

  1. Koes Plus 81 Sederhana Bersamamu (Purnama. PLL-5091)
  2. Koes Plus 81 Asmara
  3. Koes Plus Medley 13 Th Karya Koes Plus
  4. Koes Plus 81 Pop Melayu Oke Boss
  5. Koes Plus Medley Dangdut 13 Th Karya Koes Plus

1982

  1. Koes Plus 82 Koperasi Nusantara
  2. Koes Plus 81 Pop Keroncong

07 - Copy.jpg

Biografi
Koes Plus, sebelumnya bernama Koes Bersaudara, adalah sebuah grup musik Indonesia yang menikmati kesuksesan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Dikenal sebagai salah satu aksi musik klasik Indonesia, band ini memuncak popularitasnya di masa-masa jauh sebelum munculnya perusahaan televisi swasta, membawakan lagu-lagu pop yang dipreteli di stasiun TV yang saat itu hanya ada di Indonesia, TVRI.

Band ini masih tampil secara langsung, semangat antusias para pencipta lagu dan musisi legendaris ini memungkiri usia mereka. Lagu-lagu lawas tapi emas seperti Cintamu Telah Berlalu, Mobil Tua, Angin Laut, Diana, Maria, dan Kapan-kapan tidak kehilangan kesegaran dan daya tariknya; para penonton, yang saat ini terdiri dari tiga generasi penggemar Koes Plus, cenderung hafal semua liriknya. Satu-satunya lagu berbahasa Inggris mereka, 'Why Do You Love Me' menjadi hit nomor satu di Australia.

Pada tahun 2007, majalah Rolling Stone Indonesia menempatkan 6 album studio band ini dalam daftar "150 Album Indonesia Terbesar Sepanjang Masa".
selang adalah Dheg Dheg Plas (1969) di #4, To The So Called The Guilties (1967) di #6, Koes Bersaudara (1964) di #14, Koes Plus Volume 2 (1970) di #21, Koes Plus Volume 4 (1971) di #30 dan Koes Plus Volume 5 (1971) di #38.

Selain itu, Rolling Stone juga menempatkan 10 lagu band ini dalam daftar "150 Lagu Indonesia Terbesar Sepanjang Masa". Lagu-lagu tersebut adalah "Bis Sekolah" (1964) di #4, "Kembali Ke Jakarta" (1969) di #6, "Nusantara I" (1971) di #19, "Kolam Susu" (1973) di #31, "Bunga Di Tepi Jalan" (1971) di #80, "Kelelawar" (1969) di #83, "Manis dan Sayang" (1969) di #88, "Pelangi" (1972) di #92, "Jemu" (1975) di #100 dan "Di Dalam Bui" (1967) di #126.



Posted from https://blurtlatam.intinte.org

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE BLURT!
Sort Order:  

Saya juga sangat menyukai karya2 band Koes Plus. Ayah saya banyak mengkoleksi kaset band koes plus.
Tulisan yang sangat menarik om.

Salam dari Aceh

  ·  2 years ago  ·  

Terima kasih sudah mengunjungi blog saya
Salam persahabatan dari Balikpapan


Posted from https://blurtlatam.intinte.org

  ·  2 years ago  ·  


** Your post has been upvoted (3.62 %) **