Asal Usul Kue Nagasari

in info •  10 months ago 

DSC_0849.JPG

ika bicara tentang kuliner tradisional Indonesia, pasti terbayang beragam jenis kue basah dengan warna-warni yang menarik.

Salah satu kue basah yang populer dan banyak penggemarnya adalah kue nagasari.

Kue basah ini terbuat dari tepung beras, tepung sagu, santan, dan gula, dengan isian buah pisang raja yang dibalut dengan daun pisang lalu dikukus sampai matang.

Selain menggunakan daun pisang, nagasari juga biasa dibungkus dengan balutan daun pandan supaya aromanya semakin harum.

Nagasari dipercaya berasal dari daerah Indramayu, Jawa Barat, karena Indramayu dikenal sebagai daerah penghasil beras.

Sehingga masuk akal jika ada kuliner yang dikembangkan dari bahan-bahan yang banyak terdapat di daerah itu.

Nama nagasari disebut berasal dari dua kata, yaitu naga dan sari.

Kata naga dimaksud sebagai hewan legenda yang terkenal dari Cina yang menjadi lambang kehormatan. Sedangkan kata sari berarti isi yang utama dari suatu benda.

Sehingga jika digabungkan nama nagasari berarti isi utama dari sebuah benda yang dianggap terhormat.

Meski dipercaya berasal dari Indramayu, kue nagasari cukup banyak dikonsumsi dan diproduksi di daerah-daerah lainnya di Pulau Jawa.

Kue ini sering disajikan dalam acara-acara adat penting di Jawa, misalnya upacara keagamaan atau rangkaian acara selamatan daur hidup masyarakat.

Kue nagasari punya beberapa variasi, di antaranya nagasari putih (santan), nagasari merah (gula jawa), nagasari biru (bunga telang), dan nagasari hijau (daun suji).

Versi cerita sejarah yang menceritakan tentang asal-mula kue nagasari berasal dari Kerajaan Pajang pada paruh pertama abad 16 M.

Seorang pendeta Buddha bernama Mahawiku Astapaka dalam perjalanan untuk merayakan Waisak di Candi Borobudur mampir berlabuh di pelabuhan Nusupan atau Bandar Semangi (pelabuhan kuno di Solo).

Sang pendeta disambut oleh Adipati Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yang memintanya untuk mampir dan bermalam di ibukota Pajang sebelum melanjutkan perjalanannya.

Sang pendeta buddha yang setuju untuk mampir disuguhi hidangan tanpa daging dan ikan, melainkan sebuah panganan yang terbuat dari tepung beras dengan irisan pisang di dalamnya (nagasari).

Suguhan itu membuat sang pendeta terkesan dan mengadakan sebuah upacara untuk mendoakan kesejahteraan dan kemakmuran kerajaan Pajang.

Selain itu, sang pendeta juga menanam pohon Dewandaru untuk mengenang kedatangannya ke Pajang dan kebaikan tuan rumah yang sudah menyambutnya.

Panganan yang disuguhkan padanya lalu diberi nama nagasari, karena tampilannya yang mengingatkan sang pendeta dengan pohon dewandaru.

Kue ini merupakan lambang ketulusan hati juga upaya untuk mendoakan kebaikan dan kemurahan Tuhan Yang Maha Esa agar dijauhkan dari segala macam penyakit.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE BLURT!
Sort Order:  
  ·  10 months ago  ·  

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. Read my last posts to make sure that BLURT burning is profitable for you. Before using this bot please make sure your account has at least 100 BP. Get more BLURT:

@ mariuszkarowski/how-to-get-automatic-upvote-from-my-accounts

@ blurtbooster/blurt-booster-introduction-rules-and-guidelines-1699999662965

@ nalexadre/blurt-nexus-creating-an-affiliate-account-1700008765859

@ kryptodenno - win BLURT POWER delegation

@ ctime/burn-bot-liquid-blurt

  ·  10 months ago  ·  


** Your post has been upvoted (2.77 %) **