Mana yang lebih penting, niat atau hasil? Bagi sebagian orang niat adalah yang terpenting, ia adalah ukuran untuk menilai seseorang. Namun bagi sebagian yang lain hasil adalah yang terpenting. Toh, pada akhirnya yang dirasakan adalah hasilnya.
Niat yang baik itu penting, namun tidak cukup untuk mendapatkan hasil yang baik. Niat yang baik perlu dijalankan dengan cara yang baik pula agar hasilnya baik.
Banyak keburukan dilakukan oleh orang-orang yang memiliki niat baik. Itu terjadi karena niat baik tidak dijalankan dengan cara yang baik pula. Apalagi jika bicara soal kekuasaan yang memiliki daya jangkau luas, dampaknya bisa dirasakan jutaan orang. Niat baik saja tidak cukup.
Setiap presiden Indonesia memiliki niat baiknya masing-masing ketika berkuasa, namun niat baik saja tidak melepaskan mereka dari kritik dan cacian. Karena kekuasaan memiliki kesabaran yang tipis, inginnya cepat sehingga menerabas berbagai hal yang penting.
Tidak banyak orang yang bisa sabar ketika berada di kekuasaan, kecenderungan berperilaku otoriter pun meningkat. Ketika harus memilih antara pembangunan atau demokrasi, banyak pemimpin yang memilih pembangunan. Karena demokrasi adalah jalan yang terjal, lambat, dan bising.
Membangun infrastruktur fisik sambil meruntuhkan suprastruktur politik adalah jalan lurus menuju kehancuran demokrasi. Kekuasaan dan politik yang sudah terdesentralisasi disentralisasi kembali, konsolidasi politik yang transaksional, penggunaan aparat dan hukum untuk membungkam suara berbeda. Hal-hal ini menunjukkan bahwa presiden mengabaikan demokrasi dan hanya memikirkan pembangunan infrastruktur fisik semata.
Niatnya boleh jadi baik, pemerataan pembangunan. Namun tanpa cara yang baik pula maka kita harus siap membayar harganya: matinya demokrasi.
** Your post has been upvoted (15.06 %) **
Curation Trail Registration is Open!
Curation Trail Here
Delegate more BP for better Upvote + Daily BLURT 😉
Delegate BP Here
Thank you 🙂 @tomoyan
https://blurtblock.herokuapp.com/blurt/upvote