Image by Pixabay
Pernahkah kita berpikir dari mana datangnya uang yang digunakan untuk membayar honor para penulis dan kurator di Steemit?
Ketika kita menulis sebuah artikel di majalah atau surat kabar konvensional, biasanya kita akan dibayar oleh perusahaan media tersebut. Dari mana perusahaan itu mendapatkan uang untuk membayar si penulis artikel? Yaitu dari hasil penjualan majalah ataupun surat kabar tersebut.
Begitu juga ketika kita menulis sebuah blog di Blogger misalnya, maka bisa kita setting supaya Google menampilkan iklan di blog kita tersebut. Dan apabila pengunjung blog tertarik dengan iklan itu dan mengkliknya, maka kita akan dibayar oleh Google. Dari mana Google mendapatkan uang untuk membayar kita? Yaitu dari pemasang iklan yang membayar biaya iklan ke Google.
Nah, sekarang kita menulis artikel atau blog di Steemit ini, dan mendapatkan bayaran ketika ada pengguna lain yang mengupvotenya. Pengguna yang mengupvote itupun akan mendapatkan bayaran juga sebagai honor kurator. Lalu dari mana Steemit mendapatkan uang untuk membayar para penulis dan kurator ini?
Pertama-tama, perbedaan mendasar dari menulis di Steemit dibanding dengan dua kasus sebelumnya adalah:
- Ketika menulis di majalah/surat kabar ataupun Blogger, kita dibayar dalam mata uang fiat, seperti USD.
- Ketika menulis di Steemit, kita dibayar dalam mata uang crypto, yaitu STEEM (SP) dan SBD.
Kedua, perbedaan lain yang juga penting adalah:
- Ketika menulis di majalah/surat kabar ataupun Blogger, kita dibayar oleh perusahaan majalah/surat kabar itu atau Google.
- Ketika menulis di Steemit, kita dibayar bukan oleh perusahaan Steemit Inc. tetapi oleh blockchain Steem.
Jadi, kunci jawaban dari pertanyaan di atas ada dua:
- Kita dibayar dalam STEEM (SP) dan SBD.
- Kita dibayar oleh blockchain Steem.
Lalu, dari mana blockchain mendapatkan uang untuk membayar kita? Blockchain tidak mendapatkan uang dari mana-mana, tetapi ia mencetak uang.
Ya, benar. Seperti bank sentral yang mencetak uang fiat, blockchain Steem mencetak uang crypto, dalam hal ini STEEM dan SBD.
Menurut white paper yang ditulis oleh Dan Larimer, sejak tahun 2016 blockchain Steem akan mencetak Steem baru sebanyak 9.5% per tahun. Dan setiap tahun tingkat inflasi ini akan berkurang sebesar 0.5% per tahun.
Berarti tahun ini tingkat inflasi Steem adalah sebesar 7% per tahun kalau sesuai dengan white paper. Walaupun pada kenyataannya bisa jadi lebih besar dari itu.
Selanjutnya, bagaimana mata uang crypto yang dicetak begitu saja oleh blockchain ini bisa mempunyai nilai? Bukankah siapapun bisa saja membuat blockchain sendiri dan mencetak mata uang crypto sesuka hatinya?
Maka di sini yang berperan penting adalah investor. Investor yang berminat dengan STEEM/SBD akan membelinya di exchange. Dan disitulah mata uang crypto ini menemukan harganya.
Karena itu, mari kita buat investor tertarik dengan Steem ini, yaitu dengan cara membuat konten yang menarik banyak orang untuk bergabung, supaya harga STEEM/SBD menjadi go to moon๐.