Pupuk anorganik pada awalnya tidak memiliki jenis yang terlalu banyak. Penggunaannya pun cukup ditaburkan atau dibenamkan secara merata di dekat tanaman.
Seiring berkembangnya zaman, jenis pupuk anorganik bermacam-macam. Mulai dari bentuk, warna, dan cara penggunaannya yang beragam. Bahkan kini terdapat pupuk akar yang ditumpuk di bawah atau sekitar akar, diselipkan dekat akar, dan diberikan lewat daun.
Banyaknya pilihan pupuk anorganik akan menguntungkan petani, bila benar-benar dipahami aturan pakai, sifat, dan manfaatnya.
Pengertian Pupuk Anorganik
Menurut buku Petunjuk Penggunaan Pupuk karya Pinus Lingga, pupuk anorganik adalah pupuk yang diproduksi oleh pabrik-pabrik pupuk dengan mencampur bahan-bahan kimia (anorganik) dengan tingkat kadar hara yang tinggi.
Salah satu contohnya, pupuk urea berkadar N45-46%. Keterangan tersebut menandakan bahwa setiap 100 persen kilogram urea terdapat 45-46 kilogram hara nitrogen.
Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Kota Pontianak, menyebut pupuk anorganik sebagai jenis pupuk yang terbuat dari bahan anorganik. Di dalamnya mengandung unsur hara atau mineral tertentu. Jenis pupuk anorganik kerap disebut pupuk kimia.
Adapun contoh pupuk anorganik ialah urea yang mengandung unsur nitrogen dan SP-36 yang mengandung unsur fosfor. NPK terdiri dari nitrogen, fosfor, dan kalium.
Menurut buku Pupuk dan Pemupukan karya Nur Indah Mansyur dkk., pupuk anorganik adalah pupuk buatan pabrik yang diolah dari bahan kimia, sehingga menghasilkan satu jenis unsur hara seperti N, P, K, Mg, S, atau Ca. Hasil olahan pupuk anorganik juga menghasilkan dua atau tiga unsur hara seperti NP, PK, NK, atau NPK.
Keunggulan Pupuk Anorganik
Terdapat beberapa keunggulan pupuk anorganik yang perlu diketahui. Berikut penjelasannya dikutip dari buku Petunjuk Penggunaan Pupuk karya Pinus Lingga.
- Pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena takaran hara pupuk anorganik umumnya pas.
- Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat. Misalnya, hingga saat panen, singkong menyedot hara nitrogen 200 kilogram per hektare, sehingga bisa diganti dengan takaran pupuk N yang pas.
- Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup. Maksudnya adalah, kebutuhan akan pupuk bisa dipenuhi dengan mudah asalkan ada uang.
- Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Hasil kalkulasi biaya angkut pupuk ini juga jauh lebih murah dibanding pupuk organik.
Kekurangan Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik memiliki beberapa kekurangan. Selain hanya memiliki unsur makro, unsur hara mikro pada pupuk anorganik pun sangat sedikit. Bahkan diketahui hampir tidak mengandung unsur hara mikro.
Pemberian pupuk anorganik melalui akar perlu diimbangi dengan pemakaian pupuk daun yang banyak mengandung hara mikro. Bila tidak ditambah, pertumbuhan tanaman tidak sempurna.
Selain itu, penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus bisa merusak tanah. Terlebih jika tidak diimbangi dengan pupuk kandang atau kompos.
Perabukan pupuk anorganik pada tanaman sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak karena bisa membuat tanaman mati. Oleh karena itu, pemakaian pupuk anorganik wajib mengikuti dan mematuhi aturan.