Cerita asal usul Pulau Kambang merupakan cerita rakyat yang berasal dari Provinsi Kalimantan Selatan. Dahulu kala tersebutlah sebuah kerajaan di Muara Kuin (Banjarmasin) yang pernah dipimpin oleh seorang patih yang sangat sakti, berani dan gagah perkasa, bernama Datu Pujung. Seperti yang dituturkan di dalam cerita para orang tua, suatu hari datanglah sebuah kapal Inggeris dengan membawa penumpang atau awak kapal yang kebanyakan berisi orang dari Negeri China. Mereka bermaksud untuk menguasai Kerajaan Kuin dan menetap di situ.
Dalam mewujudkan keinginan ini, para pendatang harus berhadapan dengan Datu Pujung yang kemudian mengeluarkan sebuah persyaratan. Persyaratan tersebut menetapkan ketentuan bahwa siapapun yang ingin ingin mengusai Kerajaan Kuin harus dapat melewati ujian, yakni bisa membelah kayu besar tanpa alat atau senjata.
Persyaratan dari Datu Pujung ini tidak dapat dipenuhi oleh mereka yang ingin menguasai kerajaan tesebut. Sebaliknya, Datu Pujung dengan kesaktiannya mampu membelah kayu besar itu tanpa alat apapun. Oleh karena itu Datu Pujung meminta para pendatang yang menaiki kapal Inggris itu untuk membatalkan niat menguasai Kerajaan Kuin dan segera kembali ke negeri asal mereka. Namun mereka bersikeras ingin tinggal menetap dan menguasai Kerajaan Kuin. Hal ini memaksa Datu Pujung mengeluarkan kesaktiannya dan menenggelamkan kapal beserta seluruh penumpang yang ada didalamnya.
Setelah sekian lama, bangkai kapal yang ada di permukaan air itu menghalangi setiap batang kayu yang hanyut. Kian hari kayu-kayu yang tersangkut kian bertumpuk dan tumbuhlah pepohonan di atasnya. Bahkan bangkai kapal dan tumpukan kayu menjelma menjadi sebuah pulau. Pepohonan yang ada di atasnya dihinggapi oleh burung-burung yang membangun sarang di sana.
Cerita tentang tenggelamnya kapal dengan para penumpangnya yang kebanyakan berasal dari Negeri Cina itu menyebar dari mulut ke mulut dan dari waktu ke waktu. Orang-orang yang berdarah Cina banyak yang mengunjungi pulau tersebut dengan tujuan untuk mengenang dan memberikan penghormatan kepada jasad leluhur mereka yang terkubur di situ.
Pulau ini menjadi tempat penyampaian doa nadzar, khususnya bagi mereka yang merasa memiliki ikatan batin atas keberadaan pulau itu. Dahulu setiap orang yang berkunjung ke pulau ini akan membawa untaian kambang (untaian bunga). Tumpukan kambang yang dibawa oleh orang-orang yang berkunjung itu konon dapat terlihat oleh orang-orang yang melintasi pulau ini. Keberadaan kambang ini selalu menarik perhatian dan dijadikan sebagai penanda, hingga pulau ini kemudian disebut sebagai Pulau Kambang.
Adapun awal mula keberadaan warik (kera) di Pulau Kambang memiliki kisah tersendiri. Dikisahkan salah satu keturunan raja di daerah Kuin tidak dikaruniai anak. Menurut ramalan ahli nujum jika ingin segera memiliki anak, para kerabat raja harus berkunjung ke Pulau Kambang dan mengadakan Upacara Badudus. Beberapa waktu setelah mengadakan upacara di Pulau Kambang itu, ternyata isteri dari keturunan raja dimaksud hamil. Begitu gembira dan bahagianya keluarga raja dengan kehadiran anak yang dinanti-nantikan, maka raja yang berkuasa memerintahkan petugas kerajaan untuk menjaga pulau tersebut agar tidak ada yang merusak atau mengganggunya.
Petugas kerajaan yang mendapat perintah menjaga pulau ini membawa sepasang warik besar. Konon menurut ceritanya, petugas kerajaan ini menghilang secara gaib, tak diketahui ke mana perginya. Sedangkan warik yang dibawanya itu beranak pinak dan menjadi penghuni Pulau Kambang
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. Read my last posts to make sure that BLURT burning is profitable for you. Get more BLURT:
@ mariuszkarowski/how-to-get-automatic-upvote-from-my-accounts
@ blurtbooster/blurt-booster-introduction-rules-and-guidelines-1699999662965
@ nalexadre/blurt-nexus-creating-an-affiliate-account-1700008765859
@ kryptodenno - win BLURT POWER delegation
@ ctime/burn-bot-liquid-blurt