Selamat pagi teman-teman Blurt Indonesia diseluruh Nusantara dan teman-teman Blurt dimanapun kalian berada. Apa khabarnya kalian hari ini? Semoga kita semua senantiasa dalam keadaan sehat untuk bisa berbagi disini. Pada kesempatan di pagi hari yang dingin ini di kala hujan gerimis, saya akan berbagi dengan teman-teman 5 lembar foto dari tumbuhan berbunga yang memiliki bunga yang indah dan memiliki nama Anggrek Tebu. Pohon bunga Anggrek ini berada (di tanam) di pot-pot dan berada halaman depan dari rumah tante saya.
Terima Kasih Sudah Mengunjungi Blog Ini
🍂larasbpn🍂
Anggrek Tebu
Namanya anggrek tebu, namun dijuluki anggrek macan.
Grammatophyllum speciosum adalah jenis anggrek terbesar di dunia. Grammatophyllum merupakan marga anggrek tropis yang memiliki 12 jenis.
Destario Metusala, peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, menjelaskan anggrek tebu memiliki tinggi batang semu sekitar 1,5 meter hingga 3 meter. Satu rumpun anggrek dewasa dapat mencapai berat 1 ton, dengan panjang rumpun sekitar 3 meter.
Daunnya seperti linear, berbentuk persegi empat sempit yang tersusun dua baris. Panjang daun 50-100 cm dengan lebar 3 cm.
Berdasarkan tipe pertumbuhannya, jenis ini termasuk tipe simpodial. Artinya, tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh.
“Batang semu dan daunnya akan terkulai dari pangkal saat tua,” kata Destario kepada Mongabay Indonesia, Kamis [06/10/2022].
Anggrek tebu adalah tumbuhan epifit [menumpang] pada pohon-pohon besar di dataran rendah beriklim tropis.
“Spesies ini dikenal dengan nama anggrek tebu di berbagai daerah, sebab kemiripan daunnya dengan tanaman tebu [Saccharum officinarum].”
Destario menuturkan, anggrek tebu berbunga setiap dua hingga empat tahun, dengan bunga bertahan hingga dua bulan. Ukuran bunga cukup besar, berdiameter hingga 10 cm.
Bunganya berwarna kuning dengan bintik-bintik cokelat, merah, dan merah kehitaman. Tangkai bunga keluar di pangkal tangkai rumpun.
“Motif inilah yang membuat sebagian orang menyebutnya anggrek macan.”
Anggrek liar terancam punah
Di habitat alami [hutan], anggrek merupakan tumbuhan kategori langka, bahkan hampir punah. Sofi Mursidawati, kurator Anggrek dan Raflesia BRIN menjelaskan hal tersebut, karena anggrek sangat bergantung pada satu item, yaitu pohon yang ditumpanginya.
“Anggrek liar sangat bergantung pada pohon tempat hidupnya,” terang Sofi kepada Mongabay Indonesia, Kamis [06/10/2022].
Jika pohon tumpangan ditebang atau mati, maka anggrek ikut mati. Bila pun hidup, tidak bertahan lama. Termasuk anggrek tebu, yang sebagian besar sangat mengantungkan hidupnya di pohon.
“Itulah sebabnya, sebagian besar anggrek tercantum dalam daftar Appendix II Cites [Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora],” terang Sofi.
Asal usul penamaan
Merujuk Royal Botanic Garden Kew, nama generic anggrek tebu, yaitu Grammatophyllum sesungguhnya berasal dari Bahasa Yunani untuk “huruf” [gramma] dan “daun” [phyllon]. Sebutan ini merujuk pada tanda-tanda gelap dan mencolok pada kelopak bunga, kalau diperhatikan menyerupai tulisan.
Salah satu anggrek tebu paling besar yang pernah tercatat, yaitu saat pameran besar tahun 1851 di Hyde Park di London. Saat itu dipajang anggrek tebu dengan berat dua ton dalam satu rumpun.
Anggrek ini berasal dari wilayah hutan hujan tropis dataran rendah, seperti Indonesia [Sumatera, Jawa, Sulawesi], Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
“Tercatat juga ditemukan di Filipina, New Guinea, dan Kepulauan Solomon,” jelas Royal Botanic Garden Kew.
Ramai peminat
Dengan alasan bunga yang cantik, anggrek tebu kini menjadi jenis yang banyak diminati masyarakat.
Berdasarkan penelitian Ellok Dwi Sulichantini, Susylowati, dan Ariya Ramadhan di Jurnal AGRIFOR Volume XIX Nomor 2, Oktober 2020, berjudul “Respon Morfogenesis Eksplan Pucuk Anggrek Tebu (Grammatophylum speciosum Blume) Secara In Vitro terhadap Beberapa Konsentrasi Kinetin” dijelaskan mengenai sulitnya ditemukan anggrek tebu di habitat aslinya. Hal ini dipengaruhi perubahan atau rusaknya habitat, akibat penebangan hutan dan alih guna lahan.
“Eksploitasi anggrek tebu di alam akan mengakibatkan kepunahan.”
Peneliti mendorong upaya kegiatan konservasi. Salah satu cara, dengan teknik perbanyakan kultur jaringan. Ini dapat dilakukan tanpa perlu adanya asosiasi dengan mikoriza.
“Teknik kultur jaringan merupakan solusi perbanyakan biji yang tidak mempunyai cadangan makanan seperti anggrek, menggunakan media buatan kaya nutrisi.”
Teknik ini dinilai mempunyai kelebihan dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak dengan waktu cepat. Bibit seragam dan pengadaan bibit tidak tergantung musim, serta memerlukan ruang relatif kecil.
Tahun 2018, BRIN [saat itu LIPI] telah melaksanakan konservasi anggrek Grammatophyllum speciosum melalui kegiatan eksplorasi di hutan-hutan Indonesia, dengan pengembangan secara in vitro maupun ex vitro. Termasuk pengembangan benih sintetik.
“Ukuran tanaman dan perbungaan yang besar, serta bunga yang menarik menjadikan jenis ini terancam di habitat alaminya,” tulis BRIN.
Obat herbal local
Penelitian Tri Suwarni Wahyudiningsih, Yanetri Asi Nion, dan Pahawang dalam Jurnal Biodjati, 2 [2] 2017 berjudul “Pemanfaatan Anggrek Spesies Kalimantan Tengah Berbasis Kearifan Lokal yang Berpotensi Sebagai Bahan Obat Herbal” menjelaskan bahwa anggrek tebu atau anggrek tewu tedung [nama lokal di Kalimantan Tengah] dimanfaatkan masyarakat setempat untuk mengobati mioma.
Mioma adalah pertumbuhan massa atau daging di dalam atau luar rahim wanita yang tidak bersifat ganas.
“Bagian anggrek tebu yang digunakan sebagai obat adalah batang dan daun,” tulis peneliti.
Caranya, batang dan daun dicuci bersih kemudian direbus menggunakan air 400 ml selama 15 menit.
“Setelah dingin, air rebusan disaring dan dapat diminum dua kali sehari.”
Sejauh ini menurut para peneliti, kajian mengenai pemanfaatan jenis anggrek di Indonesia untuk obat herbal belum banyak diteliti.
Berdasarkan catatan BRIN, terdapat 750 famili anggrek di dunia dengan 43 ribu spesies, dan 35 ribu varietas hibrida. Di Indonesia, terdapat 5 ribu spesies anggrek. Rinciannya, 986 spesies tersebar di hutan Pulau Jawa, 971 spesies di hutan Sumatera, 113 spesies di Kepulauan Maluku, sisanya di Sulawesi, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua.
Mengenal Anggrek Tebu, Anggrek Terbesar di Dunia
• Pengertian
Anggrek biasa ditanam masyarakat sebagai sebuah hiasan karena bentuk dan bunganya yang indah. Salah satu jenis anggrek yang memiliki ukuran besar dan termasuk ke dalam anggrek terbesar di dunia yaitu Anggrek Grammatophyllum speciosum atau yang biasa disebut dengan anggrek tebu. Anggrek Tebu memiliki ukuran yang besar dengan kisaran tingginya mencapai 3 meter dengan rumpun anggrek yang berdiameter 4 meter dengan besaran bunga sekitar 10 cm dan dengan beratnya yang bisa mencapai 1 ton, maka tidak heran bila anggrek ini menyandang anggrek terbesar di dunia. Dalam pertumbuhannya anggrek tebu memerlukan waktu dua tahun untuk tumbuh dan berbunga, semakin tua masa hidup anggrek tebu maka semakin banyak juga bunga yang dihasilkan.
Anggrek ini memiliki sebutan akrab yaitu anggrek macan karena memiliki corak bunga yang unik seperti totol hitam pada motif kulit macan. Bunganya yang berwarna kuning serta memiliki bintik coklat atau merah kehitaman. Bunga anggrek ini memiliki ketahanan untuk tidak layu selama 2 bulan walaupun sudah dipotong dari batangnya. Disebut dengan anggrek tebu karena memiliki batang yang mirip dengan pohon tebu yang tinggi menjuntai. Sebutan sebagai anggrek ratu (Queen of the Orchid) di kacamata Internasional membuat anggrek ini sering menjadi incaran bagi kolektor tanaman unik sehingga harga jual anggrek ini cukup tinggi di pasaran. Selain itu anggrek tebu juga bisa menghasilkan warna yang berbeda jika disilangkan dengan warna lain induk anggrek lainnya.
Manfaat Anggrek Tebu
1. Mengatasi kuku bernanah, anggrek tebu dapat mensterilkan nanah dengan cara mensterilkan bakteri yang terdapat pada kuku sehingga membantu mempercepat pengeringan di area kuku yang bernanah.
2. Mengatasi sariawan, memiliki kandungan vitamin C sehingga dapat mempercepat sembuhnya sariawan dan mengurangi bau mulut akibat bakteri.
3. Sebagai pengindah lingkungan, memiliki ukuran yang besar serta mempunyai bunga yang unik membuat anggrek ini sering dijadikan sebagai hiasan untuk memperindah lingkungan sehingga membangkitkan suasana tenang dan rileks.
4. Sebagai ramuan, banyak pengobatan herbal di luar negeri seperti China, Jepang, Korea dan beberapa negara lain di dunia yang memanfaatkan ekstrak anggrek tebu sebagai ramuan meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi nyeri otot, dll.
- Mencerahkan kulit, memiliki senyawa flavonoid yang memiliki antioksidan yang tinggi sehingga dapat menangkal radikal bebas yang menempel di kulit dan memperbaikinya, hasilnya akan membuat kulit lebih cerah.
Sebaran Anggrek Tebu
Anggrek tebu memerlukan sinar matahari langsung untuk dapat tumbuh, Anggrek ini sering ditemukan di percabangan pohon besar karena anggrek merupakan tumbuhan epifit yang artinya tumbuhan yang hidup menumpang di tumbuhan lain namun tidak merugikan karena ia tidak mengambil makanan yang berasal dari inangnya. Menurut persebarannya, anggrek ini tumbuh di daerah dataran rendah dan kawasan yang beriklim tropis seperti di Kawasan Asia Tenggara. Tersebar dengan alami mulai dari Thailand, Laos, Myanmar, Vietnam, Malaysia, Papua New Guinea dan juga Indonesia. Persebaran di Indonesia anggrek ini tumbuh di pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua.
Termasuk salah satu tanaman yang langka dan sudah jarang ditemui membuat anggrek tebu termasuk kedalam tanaman yang dilindungi di Indonesia. Anggrek ini menghadapi sebuah ancaman dari perburuan liar yang marak terjadi serta kerusakan habitat karena alih fungsi lahan dan pertumbuhannya yang lambat membuat anggrek ini sudah jarang ditemui di habitat aslinya. Berdasarkan PP Republik Indonesia No. 7 tahun 1999, pada 27 Januari tahun 1999, anggrek tebu masuk ke dalam tanaman yang dilindungi. Untuk mengatasi kelangkaannya, beberapa pelestarian secara konvensional sudah dilakukan seperti memperbanyak dengan cara perkembangbiakkan vegetatif maupun generatif. Perkembangbiakkan anggrek tebu secara vegetatif dilakukan dengan cara memperbanyak jumlah melalui anakan atau tunas yang berasal dari induknya. Sedangkan perkembangbiakkan generatif dilakukan menggunakan biji melalui penyerbukan.
Konservasi Anggrek Tebu di Kebun Raya Bogor
Konservasi anggrek tabu dilakukan untuk melestarikan anggrek ini agar terhindar dari kepunahan. Kebun Raya Bogor merupakan tempat konservasi tumbuhan langka salah satunya anggrek tebu. Koleksi anggrek tebu yang berada di Kebun Raya Bogor merupakan hasil dari eksplorasi flora yang dilakukan oleh staf penelitian Kebun Raya Bogor.
Anggrek ini sudah berada di Kebun Raya sudah sejak zaman Belanda. Menurut berita yang dilansir dari Liputan6.com pada tahun 2016, anggrek tebu biasanya berbunga sekitar bulan Januari hingga Februari di Kebun Raya Bogor. Tanaman ini tumbuh di batang pohon besar yang berada di sekitar Green Garden Café, Kebun Raya Bogor. Namun sayangnya, belum banyak masyarakat yang mengenal anggrek terbesar dan cantik ini karena banyak pengunjung yang hanya melewatinya. Sedikit dari para pengunjung yang memperhatikan anggrek ini karena biasanya orang yang datang untuk melihat anggrek tebu hanya para penggemar maupun pemerhati anggrek saja.
Cara Menanam Anggrek Tebu Dengan Baik Dan Benar
Budidaya tanaman hias memang menjadi salah satu peluang usaha yang prospektif. Masyarakat selalu membutuhkan tanaman hias untuk mempercantik dan memperindah hunian mereka. Selain untuk menghias rumah, beberapa jenis tanaman hias juga banyak digunakan sebagai apotek hidup.
Banyak sekali jenis tanaman hias yang ada di pasaran. Dari kaktus, euphorbia, kamboja, hingga anggrek. Khusus untuk anggrek, bunga yang satu ini memiliki jenis yang cukup banyak dibandingkan dengan tanaman hias lainnya. Tak kurang dari puluhan ribu jenis spesies anggrek telah dikenali dan ribuan lainnya telah dibudidayakan.
Salah satu jenis anggrek yang cukup unik dan populer di kalangan pecinta bunga anggrek adalah anggrek jenis Grammatophyllum. Kuntum-kuntum bunga anggrek jenis Grammatophyllum tersusun dalam tandan yang indah. Ciri lain adalah bunganya yang bercorak loreng-loreng.
Jenis dari anggrek Grammatophyllum bisa dibedakan ke dalam beberapa spesies lagi seperti Grammatophyllum Scriptum, Grammatophyllum Stapeliaeflorum, dan yang paling terkenal adalah Grammatophyllum Speciousum.
Grammatophyllum speciousum bisa disebut juga dengan anggrek tebu. Hal utama yang membedakan anggrek tebu dengan jenis anggrek lainnya adalah ukurannya. Anggrek tebu adalah jenis anggrek terbesar dan terberat diantara jenis-jenis anggrek lainnya.
Dijuluki anggrek tebu karena bentuk batang dari bunga ini yang menyerupai pohon tebu. Tak jarang banyak orang yang menyebut anggrek tebu sebagai anggrek raksasa karena ukurannya yang jumbo tersebut. Anggrek tebu ini bisa ditemui di kawasan Asia Tenggara, meliputi Negara-negara seperti Vietnam, Thailand, laos, Malaysia, Mynamar dan juga Indonesia.
Anggrek tebu memiliki panjang hingga 3 meter dan beratnya bisa mencapai 1 ton. Besarnya bunga dari anggrek tebu ini bisa mencapai 6 inch, dengan warna bervariasi dari kuning hingga merah. Anggrek ini memang terbilang langka dan susah ditemui. Panjang gagang bunga dapat mencapai 10-15 cm dengan 60-100 kuntum per tangakai.
Di Indonesia sendiri, anggrek tebu ini termasuk dalam flora yang dilindungi oleh pemerintah. Bunga ini sangat dilindungi karena jumlahnya sangat terbatas dan sangat langka. Anggrek ini hanya bisa ditemui di dalam hutan-hutan tropis. Pertumbuhannya pun juga liar.
Budidaya anggrek tebu bisa dibilang belum banyak dilakukan oleh para petani bunga anggrek. Selain karena kelangkaannya, bibit dari bunga ini sulit dicari. Untuk mendapatkan bibit bunga anggrek tebu kadang para pecinta bunga anggrek mesti keluar masuk hutan. Ini karena sifat anggrek tebu yang masih liar dan tumbuhnya yang sangat lama.
Salah satu cara untuk membudidayakan anggrek tebu adalah dengan kultur jaringan. Meskipun begitu, tak semua proses kultur jaringan bisa berhasil. Peluang untuk mendapatkan bibit anggrek tebu baru dengan teknik kultur jaringan bisa dibilang 50:50.
Selain langka, masalah lain yang kerap dihadapi dari anggrek tebu adalah lamanya pertumbuhan. Untuk mendapatkan bunganya, kita mesti menunggu 1 hingga 2 tahun. Setelah tumbuh, anggrek ini menghasilkan banyak bunga yang bisa bertahan hingga 3 minggu. Setelah itu anggrek tebu ini akan berbunga lagi setahun kemudian.
Untuk menekan perburuan anggrek tebu yang sudah langka ini perlu dilakukan upaya konservasi. Upaya ini bisa dilakukan dengan budidaya anggrek tebu dengan memanfaatkan metode kultur jaringan. Berikut ini cara sederhana menanam anggrek tebu dengan baik dan benar yang sekaligus bisa dijadikan upaya konservasi.
I. Menyiapkan Bibit
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan bibit anggrek tebu ini. Karena memang tidak diperjual belikan, agak susah untuk mencari bibit anggrek ini secara bebas. Untuk mendapatkan bibit ini kita memang harus berburu ke hutan. Anggrek tebu biasanya hidup secara liar dan bisa ditemui di dalam hutan. Kita juga bisa meminta atau membeli bibit anggrek ini ke orang atau komunitas yang sudah melakukan konservasi terhadap bunga anggrek ini lebih dulu.
II. Menyiapkan Media Tanam
Selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Media tanam yang bisa digunakan seperti pakis atau agar lebih berhasil kita bisa menggunakan gel khusus di dalam botol. Media tanam memang tak boleh sembarangan karena akan sangat mempengaruhi pertumbuhan anggrek ini.
III. Penanaman Bibit
Setelah itu kita bisa langsung melakukan proses penanaman. Penanaman harus dilakukan hati-hati. Jika menggunakan media pakis, masukkan bibit ke dalam pot berlubang yang sudah terisi bahan pakis. Jika menggunakan gel khusus, gunakan botol-botol berukuran kecil yang muat untuk dimasuki oleh bibit anggrek tebu. Keberhasilan dari penanaman ini memang tak sampai 100%, oleh karena itu harus ada perawatan khusus.
Itu tadi cara menanam anggrek tebu dengan baik dan benar yang bisa dilakukan sebagai upaya konservasi. Jika bibit anggrek sudah tumbuh, kita bisa mengeluarkan dan menaruhnya di sela-sela pohon agar ukurannya bisa tumbuh lebih besar. Di habitat aslinya, anggrek tebu memang sering berada di sela-sela pohon secara liar.
Setelah bibt bisa tumbuh, kita harus sabar dalam perawatannya. Ini karena anggrek tebu butuh waktu yang cukup lama untuk menghasilkan bunga. Butuh waktu antara 2-3 tahun agar anggrek tebu ini berbunga. Cukup lama jika dibandingkan dengan jenis anggrek yang lain.
Setelah bunganya berhasil tumbuh, jangan lupa untuk melaporkan ke otoritas yang berwenang. Seperti yang sudah disebutkan di awal, anggrek tebu ini termasuk flora yang langka serta dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Memperjual belikan secara illegal tentu akan mendatangkan masalah, oleh karena itu alangkah lebih baik jika melaporkan terlebih dahulu.
Anggrek tebu atau Grammatophyllum speciousum merupakan jenis anggrek yang sangat terkenal di kalangan pecinta bunga anggrek. Keunikan ditambah dengan kelangkaan membuat anggrek ini menjadi buruan utama para pecinta anggrek. Untuk menjaga kelestariannya baiknya para pecinta anggrek melakukan upaya konservasi untuk melindungi anggrek tebu ini.
** Your post has been upvoted (2.40 %) **
Curation Trail is Open!
Join Trail Here
Delegate more BP for bigger Upvote + Daily BLURT 😉
Delegate BP Here
Upvote
https://blurtblock.herokuapp.com/blurt/upvote
Thank you 🙂 @tomoyan