Ramadhan Journey - Di Medan Ada Kebersamaan Dalam Setiap Ramadhan

in blurttravel •  2 years ago 

Part 2 dari serial Ramadhan Journey

Oleh: @amriadits
ex Joernalist

png_20230330_051023_0000.png

Suasana Ramadhan di Medan selalu terasa meriah dan penuh kebersamaan. Sebagai kota terbesar di Sumatera Utara, Medan memiliki banyak tradisi unik yang dilakukan oleh umat muslim jelang Ramadhan. Salah satu tradisi yang paling terkenal adalah pasar malam Ramadhan yang menjual berbagai makanan khas seperti ketupat, opor ayam, kolak, dan masih banyak lagi.

Selain itu juga ada tradisi Punggahan yaitu; Tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan sarana untuk berkumpul bersama masyarakat di sekitar tempat tinggal. Punggahan biasanya dilakukan di rumah dengan mengundang tetangga sekitar dan kyai untuk memimpin pembacaan tahlil dan doa, atau bisa juga diadakan di masjid atau mushola-mushola yang ad, dikutip dari berbagai sumber terbuka.

Menu hidangan yang harus ada adalah nasi kluban, bubur nasi, dan menu wajib pada tumpeng yang harus ada yaitu apem, pasung, gedang rojo (pisang raja) dan ketan. Makanan yang dibawa ini pada dasarnya sebagai simbol datangnya bulan suci Ramadan yang diperintahkan untuk kita mensucikan diri, saling memaafkan terhadap sesama dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Mengenai hal ini saya menghubungi beberapa warga Medan, Ari dan Eliza Silaen. Menurut Ari, sebelum masuk Ramadhan di Medan diadakan dulu Punggahan sebagai bentuk tasyakuran dan kebersamaan dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan.

Selain itu juga ada tradisi buka puasa di rumah, masjid dan mushalla. Namun tidak ada jadwal takjil bergiliran, karena masyarakat disana membawa masing-masing makanan untuk berbuka. Tetapi makanan yang dibawa tersebut kemudian di campur semua dan dihidangkan untuk buka bersama. Jika masih tersisa setelah shalat Tarawih mereka lanjutkan makan bersama menu buka puasa yang tadi.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Eliza Silaen di desa Labuhan Batu Utara. Tradisi Punggahan disini masyarakat desa akan membawa makanan dan berkumpul di masjid yang berada di kampung itu. Kemudian, setelah itu masyarakat akan duduk bersama sebagai momentum mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan dan membersihkan hati sebagai persiapan untuk menyambut Ramadhan esok harinya.

Selain itu juga ada pawai keliling dan safari Ramadhan bersama tokoh agama serta Organisasi Da'wah dan Kemasyarakatan.

Tujuan utama dari kegiatan diatas sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam suasana Ramadhan di Medan, terasa kebersamaan dan kehangatan di antara umat muslim. Termasuk suasana membangun saur dan juga saur bersama menjadi suasana yang sulit di lupakan.

Semoga tradisi-tradisi yang dilakukan selama bulan suci ini dapat terus dilestarikan dan menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Amriadi Al Masjidiy

Ex Joernalist

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE BLURT!