Hamparan sawah adalah permadani surga yang Allah bentangkan di bumi-Nya terutama di bumi Aceh tercinta. Sawah selalu terlihat indah, menyentuh dan menyuguhkan ketenangan. Warnanya yang hijau menyejukkan mata, sedangkan yang kuning keemasan bentuk keceriaan para petani.
Sawah adalah sebuah bahasa. Bahasa alam yang perlu kita tanggapi, nikmati dan syukuri. Berdialog dengan Hamparan sawah adalah berdialog dengan kesunyian, keindahan dan kemurahan Tuhan. Kita masih bisa bersyukur dengan tanah subur yang diberikan Allah kepada kita. Walau terkadang kita lupa bagaimana cara bersyukur.
Bagi orang luar, di negeri mereka, mereka akan sangat sulit menemukan keindahan akan panorama seperti di negeri kita. Ketika melihat keindahan persawahan, mereka akan terpana, apalagi dengan udara yang segar.
Betapa indahnya negeri kita, walau puluhan tahun dikelola dengan salah kaprah sehingga sawah bukan melengkapi kemakmuran malah menyimbolkan kehancuran secara turun-temurun. Namun, bagaimanapun juga, sawah dengan hamparannya yang indah adalah sebuah anugerah. Anugerah yang seharusnya kita syukuri.
Sebagian padi di perkampungan sudah mulai menguning. Itu pertanda padi sudah siap dipanen. Inilah waktu yang ditunggu-tunggu para petani, setelah menanam benih kini sudah waktunya memetik hasil.
Namun ada disebagian desa yang mengalami kegagalan panen disebabkan karena beberapa faktor, ada desa yang mengalami kebanjiran pada saat musim hujan yang lalu dan ada juga yang kekeringan karena kendala faktor irigasi yang sedang diperbaiki sehingga tidak bisa dialiri air ke persawahan.
Dibalik itu semua kita tidak bisa berputus asa, mungkin Allah sedang memberikan kita pelajaran agar kita selalu tabah menghadapinya.
Regards,