Pulang dari kota Takengon kami singgah di mesjid untuk shalat ashar. Nama perkampungannya Timang Gajah Umah Besi. Diseberang jalan mesjid ada pedagang yang menjual berbagai macam dagangan. Ada yang menjual jagung, nenas dan ada juga buah durian.
Disepanjang jalan Bang Furqan yang seorang pengusaha bercerita tentang buah durian. Dia mengatakan buah durian Bener Meriah atau Takengon memiliki rasa yang manis lebih manis dibandingkan dengan buah durian kecamatan Sawang Aceh Utara. Padahal dulu buah durian di daerah daratan tinggi ini tidak terlalu manis. Entah apa penyebab yang mempengaruhi kadar rasa durian tersebut.
Dari perbincangan tersebut membangkitkan selera untuk mencicipi durian semakin besar. Bang Furqan langsung menghampiri pedagang durian dan terjadilah tawar menawar buah durian. Sengaja Bang Furqan memilih durian yang besar agar semua bisa dicicipi.
Padahal, kami termasuk orang-orang yang sudah tidak diperbolehkan lagi makan durian karena sudah memiliki kolesterol dan asam urat. Namun karena rasa kepingin yang besar kami memakannya.
Rasa duriannya sungguh manis. Pemiliknya mengatakan jika dia ada lahan durian sekitar 3 hektar di sini namun belum berbuah. Sedangkan durian yang kami makan ini masih diambil dari kebun orang.
Bagi kalian yang menyukai durian, bisa mampir untuk menikmati durian di dataran tinggi Gayo. Diseputang Timang Gajah sudah berjejer para penjual buah durian. Durian disini memiliki rasa yang manis dan daging duriannya pun sangat tebal sehingga terasa puas bagi penikmat durian.
Untuk harga tidak terlalu mahal. Karena harga sebiji durian berkisar sekitar 30 ribu hingga 100 ribu tergantung besar kecilnya durian. Jadi, untuk kalian pecinta buah durian jangan lupa untuk singgah di Timang Gajah, Bener Meriah.
Salam,