Halo Blurters Indonesia, di mana pun Anda berada. Saya hadir kembali di platform ini untuk berbagi cerita bersama Anda semua. Semoga cerita ini semakin memberikan Anda motivasi, semangat dan harapan baru untuk membuat Anda lebih aktif menulis.
Dulu ketika menamatkan pendidikan saya dari bangku sekolah menengah atas tahun 1989, hampir semua kami berharap lulus di perguaruan tinggi favorit di negeri ini. Ada yang melamar ke Universitas Indonesia, Unversitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Brawijaya, dan Institut Pertanian Bogor.
Semua universitas hebat itu mejadi impian untuk bisa kuliah di sana. Hanya beberapa di antara kami yang bisa mewujudkannya. Selebihnya harus rela di level di bawah itu. Bahkan ada yang kuliah di ibu kota provinsi di Banda Aceh.
Nasib saya lebih miris lagi. Saya bahkan tak lulus di sana. Karena hampir putus asa, saya pun mengikuti ajakan seorang teman yang kini sudah jadi pejabat di dinas pendidikan di kota saya. Kami berangkat ke Ponorogo, Jawa Timur untuk mengenyam pendidikan di salah satu pesantren besar di sana.
Tapi ternyata setelah berada di sana sekitar setahun lamanya, saya pun memutuskan untuk kembali. Saya tidak betah karena terlalu jauh dari kampong halaman dan semua makanan yang saya makan saban hari, tidak sesuai dengan lidah dan selera saya.
Sempat setahun juga setelah itu saya menganggur hingga kemudian saya mendapat kabar jika ada lowongan menjadi pegawai negeri sipil di salah satu perguruan tinggi negeri di dekat rumah saya. Tak ingin membuang kesempatan, saya buru-buru menyiapkan berkas lamaran untuk dikirim ke sana.
Alhamdulillah saya lulus dalam seleksi berkas administrasi dan berkesemptana untuk mengikuti ujian tulis. Di sana pun saya masuk dalam kelompok yang akan diwawancara. Setelah semua selesai, saya menunggu pengumuman di salah satu koran harian terbesar di sini. Ternyata nama saya ada dalam nama orang-orang yang lulus.
Perjuangan menjadi PNS begitu berat. Bersaing dengan begitu banyak orang. Namun setelah lulus, ternyata penghasilan tidak seberapa. Tetapi andai saja ketika itu saya memilih untuk keluar, maka saya akan menyesalinya seumur hidup. Karena sekarang PNS menjadi impian banyak orang di negeri ini.
Lantas apa hubungannya dengan motivasi yang saya janjikan di atas? Begini. Jika dulu setamat SMA rata-rata semua orang di angkatan saya bermimpi masuk PTN hebat dan kemudian setelah lulus berharap bisa bekerja di perusahaan besar seperti Telkom, Pertamina, Pelni, PLN dan beberapa perusahaan besar lainnya, maka tidak dengan saat ini.
Karena dulu kami hanya melihat peluang untuk menggapai masa depan di perusahaan-perusahaan itu. Sementara sekarang, karena perkembangan zaman dan teknologi yang pesat, anak-anak SMA pun bisa memiliki penghasilan sebesar karayawan Pertamina, bahkan bisa lebih.
Lihat saja penghasilan seorang Youtuber yang sudah sukses. Mereka tak perlu menjadi karyawan di proyek vital nasional untuk meraih mimpi.
Jadi apa yang paling diperlukan sekarang? Kreativitas. Karena industri kreatif lebih menjanjikan ketimbang menjadi buruh di perusahaan paling besar di dunia sekalipun.
Di industri ini anda akan menjadi pemilik, pengelola sekaligus pekerja. Anda bos, Anda manajer dan juga pelaksana. Sekarang tak lagi perlu harus punya IP 4 untuk sukses. Tak lagi perlu dukungan orang penting atau surat katebelece dari orang dalam. Jika Anda mau, Anda bisa sukses. Kreatiflah.
Salam.