Kita harus selalu mengingat kisah di masa Rasulullah. Itu adalah sepenggal kisah sebagai pedoman hidup para muslim. Pedoman hidup menuju jalan yang benar. Sebab, sebuah kebenaran akan terus ada meskipun tanpa manusia. Sedangkan semua manusia yang ada di bumi akan binasa tanpa pedoman itu sebagai suatu kebenaran.
Anda tentu tahu bagaimana kisah Fir'aun yang hidupnya berakhir dengan kematian oleh sebah air laut. Lalu ada Namrud yang begitu congkak dan sombong. Hidupnya harus berakhir lewat binatang sekecil nyamuk. Bahkan, nyamuk yang menjadi kematian Namrud hanya berjumlah satu; seekor saja!
Semua kaum muslimin mengerti bagaimana kisah Qarun diakhiri hidupnya oleh Sang Khalik. Dia yang kaya raya itu berakhir hidupnya dengan ditelan bumi. Semua hartanya ikut lenyap bersama jasad Qarun.
Lalu, bagaimana dengan kisah Abrahah berakhir dengan batu? Dia ingin menghancurkan rumah Allah, Ka’bah di Mekkah dengan pasukan Gajah. Namun, Allah tidak membiarkan Abrahah menghancurkan Baitullah. Abrahah dan pasukannya dihancurkan oleh Allah mengirimkan burung-burung dan melemparkan mereka dengan batu yang berasal dari tanah yang terbakar. Abrahah dan semua pasukannya pun tewas!
Dan saya ingin berikan contoh kebenaran dengan kisah perang Al-Ahzab.Perang ini dikenal juga dengan nama perang Khandaq yang terjadi pada bulan Syawal tahun ke-5 Hijriah. Kaum Yahudi yang berasal dari Suku Bani Nadhir dan Bani Wail yang diungsikan ke Khaibar yang jauh dari Kota Madinah marah dan melakukan serangan terhadap Kota Madinah. Allah tidak tinggal diam dan mengakhiri mereka dengan dengan badai yang maha dahsyat.
Apa hikmah yang dapat dipetik dari penggalan-penggalan kisah kebenaran di atas? Satu hal yang pasti bahwa Allah akan menjadikan kebatilan berakhir dengan suatu pelajaran, maka ambillah pelajaran itu sebagai pedoman bagi kehidupan kita sebelum kiamat tiba.