Para pengusaha kuliner mie pun memberikan tawaran dengan berbagai inovasi menarik, seperti mengemasnya dengan mie pedas. Mie warna-warni, mie sayur, mie akhirat, mie tulang, mie 24 jam, dan lain sebagainya. Semua memiliki pelanggan tetap yang selalu meramaikan kedainya.
"Mie itu pasti semua orang suka ya, apalagi saya dari baunya saja sudah kayak bikin hmmm😋
Misalnya teman bikin, jadi pingin juga, begitu cium baunya, nggak tau kenapa. Kayaknya enak saja sih, nggak bosan."
"Gimana ya ngomongnya, karena saya makan nasi juga nggak begitu sering biasa saja buat makan nasi. Makanya lebih milih ke mie. Mungkin dengan cita rasa mie goreng itu, saya suka. Kebetulan saya suka sekali yang berbau minyak-minyak goreng gitulah."
Lezatnya berbagai sajian olahan berbahan dasar mie, menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumennya. Bentuknya pipih dan memanjang, serta teksturnya yang lembut, berhasil menggoda setiap siapa yang lapar.
"Sesuatu yang bukan dari kita biasanya memang disenangi. Tetapi selain itu juga karena faktor ketersediaannya yang mudah, dan harganya yang murah. Mie itu relatif mudah, dan dibanding nasi yang kita makan sehari-hari kan, kelihatannya lebih ekslusif lah. Intinya nggak terlalu biasa, termasuk yang saja yang saya bilang, bumbunya sudah disesuaikan dengan bumbu kita. Teksturnya yang kenyal plus, tentu saja dari sisi marketing. Jadi, marketingnya dapat, iklannya begitu gencar."
Banyaknya penikmat ini, membuat pengusaha kuliner semakin tertantang mencari peluang lahan bisnis baru. Kepraktisan pembuatan, penyajian dan harga yang murah, membuat pengusaha kuliner kian bergairah untuk memanjakan konsumennya dengan berbagai terobosan.
"Kita kalau untuk kuliner mie sih sebenarnya jatuhnya kayak lebih murah ya. Karena kan bahan dasarnya memang kalau dibandingin sama kayak yang western food, itu biayanya lebih mahal ya. Kalau kita jual western food, biaya yang terbuang itu jauh lebih besar daripada ketika kita jual mie. Karena kan kalau mie itu, ketika orang mesan, baru kita free fire, beda kayak makanan-makanan lain yang memang harus free fire nya itu benar-benar harus banyak sekali, seperti itu."
Banyaknya varian olahan mie, menjadikan makanan dengan berbahan baku tepung ini digemari masyarakat luas. Tak heran, hal tersebutlah yang membuat Indonesia menjadi negara yang mengkonsumsi mie, terutama mie instan terbanyak kedua, setelah negeri tirai bambu, China.
Menurut data dari World Instan Noodle Association, atau WINA, yang dilakukan sepanjang tahun 2019 lalu, China menempati posisi pertama, negara yang mengkonsumsi mie instan terbanyak di dunia, sedangkan Indonesia, berada diposisi kedua.
Ya, itukan makanan alternatif. Makanan kita umumnya di Indonesia kita tau makanan pokoknya kan nasi. Boleh saja pilih mie. Cuma yang penting bumbunya jangan berlebihan. Karena itu kalau anda bisa nyiapkan bumbunya yang alami, itu lebih baik. Karena kita ini makhluk alam, jadi yang non alami kita nggak kenal.
Nah, tentu punya dampak. Kalau yang non alami, metabolisnya akan dibuang lewat ginjal. Jadi, kalau terus makan seperti itu, saya khawatir nanti ginjalnya jadi korban.
Tak melulu soal kepraktisan penyajian semata, konsumsi mie instan di tanah air juga didukung oleh banyaknya varian olahan mie. Namun jangan sampai kita melupakan asupan gizi seimbang yang penting untuk tubuh.
Good Food=Good Mood
Demikianlah, semoga bermanfa'at, terimakasih telah meluangkan waktu mampir ke blog sederhana saya.
Sampai jumpa lagi.
By @midiagam
Your post has been manually curated by @freevoter !! Keep sharing your quality content in Blurt Blockchain heart
FreeVoter is a curation program which aim to support quality content creator in Blurt Blockchain.You can support us by delegating your BP to @freevoter !! We are sharing 90% curation reward to our Delegators.Learn more about FreeVoter and join Discord server.