KEPADA KAUM MISTIK
I
Engkau mencari Tuhanmu di malam kelam
Bila sepi mati seluruh bumi
Bila kabur menyatu segala warna
Bila umat manusia nyenyak terhenyak
Dalam tilam, lelah lelap.
Tahulah aku, Tuhanmu Tuhan diam kesunyian!
Tetapi aku bertemu Tuhanku di siang-terang
Bila dunia ramai bergerak
Bila suara memenuhi udara
Bila nyata segala warna
Bila manusia sibuk bekerja
Hati jaga, mata terbuka
Sebab Tuhanku Tuhan segala gerak dan kerja
Aku berbisik dengan Tuhanku
dalam kembang bergirang rona
Aku mendengar suara Tuhanku
dalam deru mesin terbang diatas kepalaku
Aku melihat Tuhanku
dalam keringat ngalir orang sungguh bekerja
II
Berderis decis jelas tangkas
Tangan ringan tukang pangkas
Menggunting ujung rambutku
Jatuh gugur bercampur debu
Aku melihat Tuhanku Akbar
Ujung rambut di tanah terbabar
Teman, aku gila katamu?
Wahai, kasihan aku melihatmu
Mempunyai mata, tiada bermata
Dapat melihat, tak pandai melihat
Sebab beta melihat Tuhan di-mana2
Diujung kuku yang gugur digunting
Pada selapa kering yang gugur ke tanah
Pada matahari yang panas membakar
19 Oktober 1937
TENTANG SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA
Sutan Takdir Alisjahbana adalah budayawan, sastrawan, dan ahli tata bahasa Indonesia asal Sumatra Utara. Sultan Takdir Alisjahbana adalah pelopor dan tokoh sastrawan "Pujangga Baru". Ia merupakan orang pertama yang menulis Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia tahun 1936 yang masih digunakan sampai sekarang.
Cita-cita terbesar Sutan Takdir Alisjahbana adalah menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar di kawasan Asia Tenggara. Namun, keinginannya belum bisa terwujud. Saat itu, ia kecewa dengan perkembangan bahasa Indonesia yang kian menyurut.
Pendidikan
Sutan Takdir Alisjahbana atau yang juga dikenal dengan sebutan STA lahir di Sumatra Utara pada tanggal 11 Februari 1908. Sutan Takdir Alisjahbana merupakan putra dari Raden Alisjahbana, seorang guru. Ibunya bernama Puti Samiah, seorang Minangkabau keturunan Rajo Putih, salah seorang raja Kesultanan Indrapura.
Sutan Takdir Alisjahbana masih memiliki hubungan saudara dengan Perdana Menteri Pertama Indonesia Sutan Syahrir dari ibunya. Sutan Takdir Alisjahbana mengenyam pendidikan pertamanya di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Bengkulu tahun 1921. Setelah lulus dari HIS, Sutan Takdir Alisjahbana lanjut ke Kweekschool di Bukittinggi. Kemudian, ia meneruskan sekolahnya di Hogere Kweekschool (HKS, sekolah guru tingkat atas) di Bandung tahun 1928.
Sembari melanjutkan sekolahnya, Sutan Takdir Alisjahbana juga sempat bekerja sebagai guru sekolah dasar di Palembang sejak tahun 1928 hingga 1929. Setelah itu, tahun 1930 ia pindah ke Jakarta dan menjabat sebagai redaktur kepala Penerbit Balai Pustaka. Ia juga menjadi pimpinan majalah Pandji Poestaka sejak tahun 1930 hingga 1942.
Di tengah sedang berkarier, STA sempat berkuliah di Rechtshogeschool, sekolah hukum tinggi di Jakarta pada tahun 1937. Ia menyelesaikan pendidikan hukumnya tahun 1942, beriringan dengan berakhirnya kepempimpinan STA di majalah Pandji Poestaka. Setelah itu, sejak tahun 1942 hingga 1945, STA bertugas sebagai penulis ahli dan anggota Komisi Bahasa Indonesia di Jakarta
Kemudian, tahun 1945 ia menjabat sebagai Ketua Komisi Bahasa Indonesia hingga tahun 1950. Masih dalam tahun-tahun itu, STA juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan yang kemudian ia diangkat sebagai guru dan Direktur SMA di sana. Bersamaan dengan menjabat sebagai ketua yayasan, STA bertugas sebagai dosen di Universitas Indonesia untuk mata kuliah bahasa Indonesia sejak 1946 hingga 1948.