Kampung Halamanku

(Photo by @maskuncoro)

Di desa yang kucinta, kampung halaman tempat kudilahirkan,
Dihatiku nyala api cinta, dalam beningnya embun pagi yang lembut.
Di sana, terbentang ladang hijau, langit biru membentang luas,
Suara burung bernyanyi, menyambut mentari pagi yang indah.

Oh, kampung halaman, bagai pelukan hangat ibu,
Setiap sudutnya, menyimpan kenangan yang abadi dan suci.
Rumah-rumah kayu berjajar rapi, di tepian sungai yang mengalir,
Memancarkan pesona keindahan, dalam kerendahan hati yang tercermin nyata.

Di sini, waktu berjalan lambat, seolah menyiratkan kebahagiaan abadi,
Sinar senja merangkul desa, dalam kerinduan yang tiada terduga.
Anak-anak riang bermain di sawah, tersenyum bahagia dalam kepolosan,
Bertumbuh bersama alam, mengalirkan cinta dalam relung hati yang tulus.

Pohon-pohon tua menari-nari, mengiringi tiupan angin yang lembut,
Mengguratkan kisah-kisah lama, tentang perjuangan dan kebersamaan yang teguh.
Di bawah rindangnya dedaunan, bercengkrama para tetua dan pemuda,
Mengalunkan lagu-lagu masa lalu, mengukir senyum dalam cerita yang abadi.

Kampung halaman, tempat ku berlari, dalam pelukan kedamaian,
Di sana, kucium tanah yang subur, memeluk kisah-kisah masa kecil yang kian menjauh.
Dalam setiap jengkal tanah, terukir kisah perjalanan panjang,
Dari canda tawa hingga tangis pilu, menjadi jalinan kisah yang takkan pernah pudar.

Kini, meski jarak memisahkan, ingatan akan kampung tetap abadi,
Setiap hembusan angin, tiap tetes hujan, membawa aroma kampung yang terkenang.
Dan di setiap langkahku menjelajah dunia, kampung halaman tetap menjadi pusat,
Tempat aku pulang, dalam pelukan hangat keluarga dan kenangan indah yang tak terganti.

Lampung, 25 Maret 2024
@maskuncoro