(Photo by Mus'ab Dzaki Ahmad, Yaman)
Di tengah senja yang merona, sebuah kisah tentang seorang ayah yang tulus mencintai anaknya terurai.
Cinta yang mendalam, namun terpaksa harus merelakan sang anak mengejar impian di negeri yang jauh.
Matahari perlahan tenggelam, menciptakan bayangan yang melingkari hati sang ayah.
Dalam setiap langkah yang diambil anaknya, terukir kenangan manis yang tak bisa terlupakan.
Seiring berjalannya waktu, perpisahan itu terasa semakin dekat.
Ayah menatap wajah anaknya dengan mata penuh kasih sayang, tetapi juga kekhawatiran.
Anak yang dulu sering berlarian di halaman rumah, kini akan melangkah ke tanah baru, mencari jati diri dan impian yang menghampirinya.
Ayah mencoba menyembunyikan rasa kehilangan, namun hatinya rapuh seperti kaca yang siap pecah setiap saat.
Pergulatan batin ayah mencapai puncaknya pada hari keberangkatan.
Di pelukan hangat, mereka saling berbisik kata-kata terakhir sebelum pelangi di ufuk timur memudar.
Tangisan terbata-bata menyelimuti momen itu, tetapi ayah berusaha menahan isaknya agar tak membebani anaknya.
Dalam hati, ia berkata, "Pergilah, nak, raih bintang impianmu. Ayah akan selalu ada di sini, menunggu dengan doa-doa terbaik."
Anak pergi membawa mimpi dan rindu, sedangkan ayah tinggal di tanah kelahiran dengan sejuta kenangan.
Setiap melewati setiap sudut rumah yang dulu penuh tawa, ingatan itu menyusup dalam pikirannya seperti kisah yang terus berputar.
Waktu berlalu, dan komunikasi menjadi jembatan utama di antara mereka.
Melalui layar gadget, suara dan senyuman anak menjadi hiburan tersendiri bagi hati yang merindu.
Terkadang, dalam kerinduan yang mendalam, ayah mengenang kembali saat-saat indah bersama sang anak.
Percakapan di meja makan, tawa di malam hari, serta tangisan yang didamaikan oleh pelukan hangat.
Meski jarak memisahkan, ikatan batin antara ayah dan anak tetap kokoh, tak tergoyahkan oleh ruang dan waktu.
Dalam perjalanan panjang mencapai impian, anak belajar untuk mandiri, menaklukkan rasa homesick, dan membangun kehidupan baru di negeri yang asing.
Ayah, di sisi lain, belajar untuk melepaskan, memberi kebebasan, dan memahami bahwa cinta sejati tak mengenal jarak.
Meski tidak selalu mudah, percaya bahwa kepergian itu adalah bagian dari perjalanan menuju kedewasaan.
Dan pada suatu hari, ketika waktu membawa mereka bersua kembali, pelukan itu terasa begitu erat.
Ayah dan anak bertemu sebagai orang yang telah berubah, tetapi cinta yang mereka miliki tetap utuh.
Kisah tentang seorang ayah yang merelakan anaknya untuk mengejar impian di negeri orang menjadi sebuah epik tentang keberanian, pengorbanan, dan kekuatan cinta yang abadi.
Lampung, 5 Maret 2024
Dari seorang ayah yang sedang merindu buah hatinya
@maskuncoro
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. Read my last posts to make sure that BLURT burning is profitable for you. Before using this bot please make sure your account has at least 100 BP. Get more BLURT:
@ mariuszkarowski/how-to-get-automatic-upvote-from-my-accounts
@ blurtbooster/blurt-booster-introduction-rules-and-guidelines-1699999662965
@ nalexadre/blurt-nexus-creating-an-affiliate-account-1700008765859
@ kryptodenno - win BLURT POWER delegation
Note: This bot will not vote on AI-generated content
Congratulations, your post has been curated by @dsc-r2cornell. You can use the tag #R2cornell. Also, find us on Discord
Felicitaciones, su publicación ha sido votada por @ dsc-r2cornell. Puedes usar el tag #R2cornell. También, nos puedes encontrar en Discord