(Gambar ilustrasi diambil dari Unsplash.com @ Caleb Woods)
Jangan menangis, anakku sayang,
Ada pelangi menanti usai hujan datang.
Dalam gelap malam yang penuh bintang,
Harapan berbisik lembut di sela angan.
Jangan menangis, meski badai mendera,
Hidup adalah jalan penuh warna.
Tangismu adalah doa yang tak bersuara,
Tapi kuatkan hatimu, percayalah pada-Nya.
Lihatlah mentari yang tak pernah lelah,
Menghangatkan pagi setelah malam gelisah.
Seperti itu, anakku, tetaplah tabah,
Esok kan tiba membawa berkah.
Jangan menangis, peluk erat mimpimu,
Di sana ada cahaya menerangi langkahmu.
Meski kadang dunia tampak tak adil,
Percayalah, Tuhan selalu adil dan bijak memilah.
Tangis itu hanya jeda, anakku tersayang,
Untuk hati yang lelah menantang arus gelombang.
Tapi lihatlah, kekuatan tumbuh dari luka,
Dan senyummu adalah permata yang berharga.
Jangan menangis, aku di sini bersamamu,
Bersiap menahan badai yang ingin menjatuhkanmu.
Engkau adalah cerita yang takkan usai,
Puisi kehidupan yang Tuhan tulis indah.
Anakku, jangan pernah menyerah,
Langkahmu adalah harapan yang kupeluk dengan pasrah.
Jangan menangis, lihatlah cakrawala,
Esok kita bangun mimpi yang lebih indah di sana.
Lampung, 22 Januari 2025
@maskuncoro