Natal tahun 2025 sudah tinggal menghitung hari, dan dalam masa menunggu (adven) menuju hari Natal, dan Gereja Katolik secara tradisi selalu mengadakan misa adven setiap tahun menjelang hari Natal. Kebetulan kemarin saya mengikuti misa adven minggu kedua ini di sebuah gereja Katolik di Kota Sidoarjo yaitu Gereja Katolik Santa Maria Annuntiata.
Christmas 2025 is just a few days away, and in the waiting period (advent) towards Christmas, the Catholic Church traditionally always holds an advent mass every year before Christmas. Incidentally, yesterday I attended the second Sunday advent mass at a Catholic church in Sidoarjo City, namely the Santa Maria Annuntiata Catholic Church.
Misa tersebut dihadiri sekitar kurang lebih tiga ratus orang. Kebetulan saat itu saya lupa untuk mengambil foto-foto interior gereja tersebut. Saya hanya sempat melakukan foto dari kursi belakang dengan obyek patung Bunda Maria.
The mass was attended by approximately three hundred people. Incidentally, at that time I forgot to take photos of the church's interior. I only had time to take pictures from the back seat with the object of the statue of the Virgin Mary.
Dalam misa ini, pastor yang sedang memimpin misa memberikan homili (kotbah) mengenai panggilan Santo Yohanes Pembabtis wkatu di padan gurun. Dalam homilinya beliau menjelaskan pangilan dari Santo Yohanes Pembabtis ini adalah ajakan kepada kita agar bertobat yang dalam arti memperbaiki atau memperbaharui cara dan jalan hidup kita agar mengarah kepada hal-hal yang baik.
In this mass, the priest who was leading the mass gave a homily (sermon) about the calling of Saint John the Baptist in the desert. In his homily, he explained that the calling of Saint John the Baptist was an invitation for us to repent, which means to improve or renew our ways and paths of life so that they lead to good things.
Acara misa yang dimulai pukul lima sore ini berakhir sekitar jam tujuh kurang lima belas menit, dan kebetulan saat menjelang misa berakhir ada pengumuman bahwa sebuah pertapaan para Frater (Biarawan Katolik) sedang membuka lapak dibelakang gereja yang menjual aneka ragam makanan ringan produksi mereka sendiri. Saya pun sempat membeli sebungkus keripik kentang yang seharga dua puluh ribu Rupiah. (hpx)
The mass that started at five in the afternoon ended at around fifteen minutes to seven, and coincidentally, right before the mass ended, there was an announcement that a hermitage of the Friar was opening a stall behind the church selling various kinds of snacks that they produced themselves. I even managed to buy a pack of potato chips for twenty thousand Rupiah. (hpx)
Note : Translation tool using Google Translate.
